Puluhan Ribu Korban Tsunami Jepang Tetap Misteri

Written By Juhernaidi on Rabu, 27 April 2011 | 7:44:00 AM

Sebuah tim pencari mayat di Shichigahamamachi. Upaya pencarian membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan karena tim tersebut terpaksa harus melakukan dengan pelan-pelan untuk menemukan barang-barang milik orang-orang daripada membersihkan reruntuhan bekas gempa. (Foto: AP)
TOKYO  – Puluhan ribu mayat masih tetap menjadi misteri di bagian utara Jepang karena kru pembersihan sedang ditekan untuk menemukan barang-barang milik orang-orang dari pada membersihkan reruntuhan bekas gempa. Mesin-mesin berat telah digunakan untuk emngangkat mobil-mobil yang hancur, atap-atap yang berjatuhan dan blok-blok batu yang ambruk di  bawah beratnya air ketika gempa bumi dan tsunami menghantam pada 11 Maret.
Para operator mesin-mesin berat tersebut bersimpati pada orang-orang yang menonton yang rumahnya sedang mereka kerjakan. Selalu, segera setelah seorang pemilik rumah melihat sesuatu yang berharga, pekerjaan berhenti sehingga barang berharga tersebut bisa didapatkan kembali.
Barang tersebut biasanya barang-barang sepele yang tidak berharga dengan uang, namun memegang nilai sentimental.
Sering, potongan-potongan barang tersebut adalah sebuah pengingat akan seorang anggota keluarga yang hilang.
"Semua orang telah bersikap sangat baik," Sakuji Funayama, 77 tahun, mengatakan di sisa-sisa rumahnya di kota Kesennuma.
"Mereka semua berhenti kapanpun kami melihat barang apapun itu."
Funuyama baru saja menemukan kembali sebuah tas punggung penuh lecetan yang telah menjadi milik anak laki-lakinya yang telah lama pindah bertahun-tahun yang lalu.
Hampir 25.000 tentara kemarin sampai sekarang dipanggil masuk untuk melakukan pencarian terbesar puing-puing di kota-kota dan desa-desa di sepanjang pantai yang paling parah terkena bencana.
Tugasnya adalah untuk menemukan 11.999 orang yang masih terdaftar hilang. Sampai sekarang, mayat 14.300 orang telah ditemukan.
Tim pencarian dan mereka yang bertanggung jawab membersihkan puing-puing bangunan, sampah-sampah yang membusuk dan jalan-jalan yang putus sedang berpacu dengan waktu sebelum panas dan kelembapan bulan-bulan musim panas Jepang tiba dalam waktu beberapa pekan.
Banyak mayat yang ditemukan dari puing-puing sebagian telah membusuk dan berupa tulang, sementara mayat-mayat yang ditemukan di ladang padi yang tergenang banjir atau tersapu ke laut, berwarna hitam dan menggembung.
Mayat-mayat yang sudah membusuk tidak ditunjukkan kepada orang-orang yang sedang mencari kerabatnya karena hal tersebut akan menjadi terlalu menyedihkan.
Di samping itu, para anggota keluarga ditanyai untuk idenitfikasi orang-orang tercinta dari pakaian yang mereka temukan, isi dari kantung atau perhiasan.
Para pejabat memperkirakan bahwa kemungkinan membutuhkan satu tahun untuk mengumpulkan semua reruntuhan tersebut, yang akan dipindahkan ke tempat-tempat di mana reruntuhan tersebut diproses dan dibuang. Hal tersebut membutuhkan waktu dua tahun lagi. Pemindahan reruntuhan dalam jumlah yang besar, yang  berserakan telah dipadatkan menjadi tumpukan setinggi empat lantai, juga terhambat oleh para penduduk yang kembali untuk menyelamatkan harta.
Menurut pemerintah, 125.000 bangunan dihancurkan dan biaya perbaikan kerusakan untuk rumah-rumah, bisnis dan industri kemungkinan mencapai £184 milyar.
"Sudah lebih dari satu bulan sejak gempa bumi dan tsunami tersebut, namun kami masih memiliki banyak orang hilang," ujar Norikazu Muratani, seorang juru bicara pertahanan. "Kami ingin menemukan mereka dan mengembalikan mereka kepada para keluarga."
Lebih dari enam pekan setelah gempa bumi, kemungkinannya adalah ribuan orang tidak akan pernah ditemukan.

Simulasi Jangka Sorong