Meski tak menimbulkan ancaman
tsunami, gempa membuat panik warga, mereka berhamburan ke luar rumah
dan langsung mencari tahu, apakah ada ancaman tsunami. Gempa kemarin
juga dirasakan di sejumlah wilayah: Ciamis, Tasikmalaya, dan
Yogyakarta.
Tiga pekan sebelumnya, gempa juga mengguncang Cilacap,
dengan skala yang lebih besar. Senin malam, 4 April 2011, terjadi
lindu dengan kekuatan 7,1 skala Richter. Gempa itu berpotensi tsunami.
Kala itu, ribuan warga Cilacap yang panik mengungsi ke wilayah yang
lebih tinggi atau berkumpul di Masjid Agung.
Mengapa ada dua
gempa dengan kekuatan relatif besar terjadi di Cilacap, dalam waktu
satu bulan? Pakar Gempa dari Puslit Geoteknologi-LIPI, Danny Hilman
Natawidjaja mengatakan, Cilacap memang berada dalam wilayah gempa.
"Kenapa ada peningkatan seismik, (karena) sejak 2006 banyak gempa di
situ. Di Yogyakarta, Pangandaran, Ciamis. Sedang penyesuaian," kata
Danny.
Danny mengaku, belum diketahui berapa cadangan energi
yang masih tersisa di lempeng dekat Cilacap. "Namun, dengan peningkatan
seismik ini, perlu waspada juga, kesiapsiagaan terus dilakukan,"
tambah dia. Meski, "sampai saat ini belum ada prediksi ada gempa
besar."
Untuk diketahui, potensi terjadinya bencana bisa dilihat
dari sejarah. Jika pernah ada bencana besar di wilayah tersebut, ada
kemungkinan itu berulang. Bagaimana dengan Cilacap? "Untuk gempa besar
sampai 100 tahun yang lalu, tak ada. Namun, perlu data sejarah yang
panjang untuk mengetahuinya, sampai 1.000 tahun mungkin, itu yang belum
ada (data sejarah)," kata Danny.
Tak hanya warga Cilacap,
kewaspadaan juga harus dimiliki penduduk di wilayah lain. Sebab,"
hampir seluruh Indonesia jalur rawan bencana, kecuali Kalimantan."
Soal
mitigasi bencana, Danny mengimbau masyarakat paham, apa yang harus
dilakukan saat gempa terjadi. Itu penting agar tidak celaka. Persiapan
jangka panjang juga harus dilakukan. Misalnya konstruksi. "Perlu
waspadai, jangan sampai kolaps saat gempa, kalau rusak masih wajar,"
ujarnya.
Meski waspada, masyarakat diminta tidak termakan isu
yang beredar. "Misalnya, isu seminggu lagi ada gempa besar, itu pasti
bohong. Ikuti petunjuk pemerintah dan peneliti," tuturnya.
Sementara
itu, untuk mitigasi bencana tsunami, Danny mengimbau pemerintah dan
pihak terkait giat memberikan sosialisasi ke masyarakat. "Potensi ada,
kami pernah memetakan zona lintasan tsunami, dari Aceh sampai Nusa
Tenggara Timur," katanya.
Dampak gempa di Cilacap, Jawa Tengah
berkekuatan 6,3 skala Richter dirasakan pula di sejumlah daerah.
Guncangan keras di antaranya dirasakan beberapa pasien di Rumah Sakit
Umum Sumedang, Jawa Barat. Dalam rekaman kamera pengaman (CCTV) mereka
berhamburan keluar gedung karena panik. Setelah dirasa aman, mereka
kembali ke dalam.
Warga Garut, Jabar ikut merasakan guncangan
keras 6,3 SR. Tak sedikit orang berhamburan keluar gedung. Kepanikan
juga dialami tim paramedis dan pasien yang sedang dirawat di Rumah
Sakit dr. Slamet.
Kepanikan juga dialami warga di Bandung,
Jabar. Puluhan pegawai negeri sipil (PNS) juga berhamburan keluar
gedung ketika mengetahui ada gempa. Namun guncangan tak menimbulkan
korban dan kerusakan gedung.
Sedangkan di Tasikmalaya, Jabar,
gempa membuat warga panik dan ketakutan. Mereka masih trauma akan gempa
terdahulu. Warga berkumpul di ruang terbuka untuk mengamankan diri.
Guncangan cukup keras dirasakan warga di Sukabumi, Jabar. Mereka
berhamburan keluar gedung menyelamatkan diri. Sementara sebagian warga
sibuk menghubungi sanak saudara.