AS Sebut Intelijen Pakistan Kelompok Teroris

Written By Juhernaidi on Rabu, 27 April 2011 | 7:43:00 AM

Beberapa agen ISI nampak mengamankan seorang tersangka di Kota Lahore. Agensi rahasia Pakistan tersebut oleh AS telah disebut sebagai kelompok teroris. (Foto: Pak Bee)
LONDON – Pemerintah Amerika Serikat menyebut dinas intelijen Pakistan, Inter-Services Intelligence (ISI), sebagai organisasi teroris. Hal itu terungkap dalam dokumen-dokumen rahasia untuk para juru interogasi di Teluk Guantanamo. Rekomendasi yang diberikan kepada para juru interogasi di Teluk Guantanamo menempatkan ISI bersama dengan al-Qaeda, Hamas, dan Hizbullah di Libanon yang dianggap sebagai ancaman, demikian dilaporkan Guardian.
Dokumen itu menambahkan, hal itu merupakan indikasi bahwa ISI dianggap melakukan aktivitas terorisme atau pemberontakan.
"Jika dikait-kaitkan dengan organisasi-organisasi tersebut, seorang tahanan mungkin telah memberikan dukungan terhadap al-Qaeda atau Taliban, atau terlibat perlawanan terhadap AS atau pasukan koalisi (di Afghanistan)," demikian isi dokumen berjudul Kelompok Kerja Gabungan Guantanamo, Indikator Matriks Ancaman Musuh tertanggal September 2007 tersebut  seperti dikutip Guardian.
Matriks Indikator Ancaman tersebut dipergunakan untuk memutuskan siapa saja di antara ratusan orang tahanan Guantanamo yang bisa dibebaskan. Nama ISI dimasukkan di antara 36 kelompok, termasuk gerakan Jihad Islam Mesir yang dipimpin deputi kepala al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, Batalion Sabotase Martir Chechen, dinas intelijen Iran, dan Ikhwanul Muslimin.
Meski dokumen tersebut dibuat tahun 2007, kemungkinan besar ISI belum dihapuskan dari Matriks Indikator Ancaman saat ini, demikian disebutkan surat kabar itu.
Terungkapnya hal tersebut akan memicu kemarahan di Pakistan dan akan semakin merusak hubungan antara dinas intelijen AS dan Pakistan yang sudah memburuk.
Hubungan antara Amerika dan Pakistan sudah tegang selama bertahun-tahun. Serangkaian upaya tingkat tinggi dilakukan dalam beberapa pekan terakhir untuk memperbaiki hubungan setelah kontraktor CIA Raymond Davis membunuh dua orang warga Pakistan di Lahore, Januari lalu.
Bulan November lalu, Guardian memublikasikan bukti bahwa dinas intelijen AS mendapat laporan mengenai dukungan ISI terhadap Taliban di Afghanistan selama bertahun-tahun. Laporan itu sering disampaikan dan terperinci, namun tidak mendapat konfirmasi dan terkadang spekulatif.
Dalam sejumlah memo rahasia yang menguraikan latar belakang 700 orang tahanan di Guantanamo, ada banyak rujukan, yang agaknya berdasarkan laporan intelijen, mengenai dukungan, koordinasi, dan perlindungan terhadap para gerilyawan yang memerangi pasukan koalisi di Afghanistan, atau bahkan bantuan terhadap al-Qaeda.
Aparat Pakistan selama ini terus menepis tudingan bahwa mereka punya hubungan dengan gerakan gerilya di Afghanistan atau dengan al-Qaeda.
Dokumen-dokumen tersebut menjabarkan mengenai kerja sama antara ISI dengan dinas intelijen AS. Banyak tahanan yang ditransfer ke Guantanamo, termasuk tokoh-tokoh senior al-Qaeda seperti Khaled Sheikh Mohammed dan Abu Farraj al-Libbi, ditangkap dengan bantuan Pakistan atau diserahkan kepada AS oleh dinas intelijen Pakistan.
Rincian dugaan dukungan ISI untuk gerilyawan tersebut setidaknya memberikan wawasan penting terhadap jalan pikiran ahli strategi AS dan para pembuat kebijakan senior yang akan mendapat pemberitahuan data intelijen saat dikumpulkan.
Banyak dokumen yang merujuk pada dugaan aktivitas ISI pada 2002 atau 2003, jauh sebelum pergeseran kebijakan pada 2007 yang menjadikan pemerintahan Bush semakin penting bagi keamanan Pakistan dan menjauhkan diri dari Pervez Musharraf, yang menjabat presiden kala itu, demikian diwartakan Guardian.

Simulasi Jangka Sorong