Lebih Agresif, Italia Siapkan Angkatan Udara dalam Serangan NATO

Written By Juhernaidi on Rabu, 27 April 2011 | 7:42:00 AM

Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi tiba di pertemuan dengan pimpiunan Komite Hububungan Luar Negeri di Roma (22/4). Pada Senin (25/4) Berlusconi mengatakan bahwa Italia siap untuk memperbolehkan angkatan udaranya mengambil tindakan yang ditargetkan melawan sasaran-sasaran militer yang terpilih di Libya. (Foto: AP)
Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi tiba di pertemuan dengan pimpiunan Komite Hububungan Luar Negeri di Roma (22/4). Pada Senin (25/4) Berlusconi mengatakan bahwa Italia siap untuk memperbolehkan angkatan udaranya mengambil tindakan yang ditargetkan melawan sasaran-sasaran militer yang terpilih di Libya. (Foto: AP)

ROMA  – Italia siap untuk memperbolehkan angkatan udaranya untuk mengambil "tindakan yang ditargetkan" melawan sasaran-sasaran militer yang terpilih di Libya, Perdana Menteri Silvio Berlusconi mengatakan pada Senin (25/4). Dalam sebuah percakapan telepon dengan Presiden AS, Barack Obama, Berlusconi mengatakan, ia mengatakan kepada Obama "bahwa Italia telah memutuskan untuk menanggapi secara positif," pada sebuah permohonan oleh pimpinan aliansi militer NATO.
"Italia telah memutuskan untuk menambah fleksibilitas operasional pesawat-pesawatnya melalui tindakan yang ditargetkan terhadap sasaran militer tertentu di kawasan Libya di dalam konteks berkontribusi untuk melindungi populasi warga sipil Libya," ia mengatakan dalam sebuah pernyataan lanjutan.
Dalam cara ini, Perdana Menteri tersebut mengatakan, "Italia masih tetap berada di dalam batas-batas yang dirancang oleh mandat NATO untuk operasi tersebut dan resolusi Dewan Keamanan PBB."
Sebelumnya pada Senin, sebuah serangan udara oleh NATO menghancurkan kantor pemimpin Libya, Moammar Gaddafi di kediamannya yang luas di Tripoli. Pengeboman tersebut datang setelah kekerasan di kota terkepung Misrata, di mana pasukan Kolonel Gaddafi – yang menurut dugaan telah meninggalkan kota tersebut – berlanjut untuk memerangi para pemberontak.
Seorang pejabat Libya menemani jurnalis ke kamp Gaddafi mengatakan bahwa 45 orang terluka, 15 orang terluka serius, dalam pengeboman tersebut. Ia mengatakan bahwa ia tidak tahu apakah ada korban di bawah puing-puing.
"Pengeboman tersebut adalah upaya untuk membunuh Kolonel Gaddafi," ia mengatakan, menurut kantor berita Agence-France Presse. Saif Al-Islam, anak laki-laki Gaddafi, menggambarkan pengeboman tersebut sebagai "pengecut".
"Serangan pengecut pada kantor Kolonel Gaddafi ini kemungkinan membuat takut atau menteror anak-anak namun kami tidak akan mengabaikan pertempuran dan kami tidak takut," ia mengatakan, mengklaim bahwa pertempuran NATO "kalah pada awalnya."
Pesawat perang NATO telah menargetkan distrik Bab Al-Aziziya, di mana kamp kepresidenan terletak. NATO mengambil alih intervensi militer pada 31 Maret.
Sekitar pukul 3 pagi asap masih membumbung dari bagian bangunan yang terhantam, disaksikan oleh belasan orang yang meneriakkan slogan memuji-muji "Pembimbing," salah satu dari banyak julukan untuk Gaddafi.
Tindakan militer yang disetujui oleh PBB, pertama kali diluncurkan oleh Inggris, Perancis dan AS pada 19 Maret, namun NATO kemudian mengambil alih operasi tersebut.
Italia, seperti halnya Perancis dan Inggris, pekan lalu setuju untuk mengirimkan penasihan untuk membantu Dewan Transisi Nasional pemberontak yang berbasis di Benghazi dalam pertempurannya melawan pasukan Gaddafi yang dipersenjatai dan dilatih dengan lebih baik.
Italia, mantan penguasa kolonial Libya, telah mengesampingkan operasi zona tempur dan mengatakan bahwa pihaknya ingin melihat Gaddafi dan keluarganya menyerahkan kekuasaan secara sukarela untuk memberikan jalan sebuah solusi pada konflik tersebut.
Rejim Gaddafi menuduh AS, yang meluncurkan serangan drone Predator pertamanya selama akhir pekan, atas kejahatan terhadap kemanusiaan.
Serangan drone tersebut sejauh ini telah menghantam sebuah peluncur roket yang menargetkan Misurata dan sebuah misil dari daratan ke udara SA-8 di Tripoli, menurut pejabat NATO.

Simulasi Jangka Sorong