KABUL - Pelarian besar-besaran Taliban pada awal
pekan ini dari penjara terbesar Afghanistan selatan itu telah
menyiratkan bahwa kelompok perlawanan tetap menjadi lawan tangguh dan
cerdik. Pelarian tersebut dapat memiliki efek nyata pada pertempuran dan
upaya politik untuk membuat beberapa Taliban meletakkan senjata mereka.
Rencana untuk kabur dari penjara, di mana para tahanan melarikan diri
melalui terowongan yang digali selama lebih dari lima bulan dan
dilengkapi dengan pipa listrik dan udara, sangat dirahasiakan sampai
salah satu anggota Taliban yang keluar mengatakan ia tidak tahu apa-apa
sampai sesama tahanan menarik lengan untuk membangunkannya di malam hari
dan membawanya ke terowongan selebar tiga-kaki, yang terbentang lebih
dari setengah mil dari lubang di lantai sel, di bawah pos-pos keamanan,
tembok beton tinggi dan jalan raya, dan tiba di sebuah rumah di dekat
penjara. Dari sana, mobil menunggu membawa mereka hingga beberapa mil
jauhnya, di mana dia memanggil taksi untuk keselamatan.
"Saya hanya berdoa kepada Allah bahwa Dia akan membebaskan saya,"
kata salah seorang, Mohammed Agha, 22 tahun, menceritakan melarikan diri
dari Penjara Sarposa, di mana dia telah ditahan selama 28 hari. "Tadi
malam adalah malam yang membuat mimpi saya jadi nyata." Dia berbicara
melalui telepon dari Spinbaldak, dekat perbatasan Pakistan.
Pemerintah Afghanistan menyebut pelarian tersebut sebagai bencana.
Pelarian itu menimbulkan pertanyaan sejauh mana keberhasilan perlawanan
terhadap Taliban di 18 bulan perang di Provinsi Kandahar, dan apakah
kemajuan otiakan berkelanjutan setelah pasukan NATO mulai mengurangi
jumlah mereka seperti yang direncanakan musim panas ini, anggota
Parlemen, pemimpin suku dan pejabat Barat mengatakan dalam wawancara.
Beberapa khawatir bahwa pelarian tersebut mungkin memperkuat Taliban
dalam beberapa minggu mendatang sementara pertempuran musim semi
dimulai. Begitu banyak anggota telah kembali beredar - mungkin termasuk
komandan garis keras- juga mengancam akan merusak upaya untuk membawa
anggota Taliban ke sisi pemerintah, kata para pejabat Afghanistan dan
mantan anggota Taliban.
Tidak ada keraguan bahwa insiden itu menunjukkan kemampuan Taliban
untuk mengorganisir operasi yang rumit seperti itu, bahkan setelah
mereka didorong sebagian besar ke bawah tanah di Provinsi Kandahar dan
Helmand, dan meskipun ada polisi dan penjaga penjara, kunjungan penjara
oleh mentor NATO, dan pengawasan canggih NATO di Kandahar.
Pelarian dari penjara tersebut muncul setelah empat serangan yang
dilakukan oleh Taliban baru-baru ini, di mana mereka menggunakan pelaku
bom, seringkali menyamar sebagai petugas polisi atau tentara, untuk
menembus bangunan dengan aman, termasuk markas korps tentara Afghanistan
di Provinsi Laghman dan markas Departemen Pertahanan dalam ibukota,
Kabul.
Anggota Parlemen dan lainnya bersikap kritis tentang pelarian
tersebut. Beberapa mempertanyakan apakah penjaga penjara atau petugas
polisi disuap agar tidak memperhatikan konstruksi terowongan.
"Ini merupakan prestasi besar bagi Taliban dan menunjukkan kegagalan
besar dan kelemahan dalam pemerintahan," kata Muhammad Naiem Lalay
Hamidzai, anggota DPR dari Kandahar dan ketua komite keamanan internal.
"Taliban memiliki dua keuntungan dari pelarian ini," katanya.
"Pertama, terjadi setelah insiden di Kunduz, Laghman, Kandahar dan di
kantor pusat Departemen Pertahanan, hal ini memberikan pesan bahwa
mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan, bahkan di jantung
penjara paling aman dan penting, dan memungkinkan mereka untuk
memperkuat barisan mereka dengan tenaga kerja lebih banyak."
Pemerintah Afghanistan telah terguncang pada hari Senin ketika
rincian pelarian itu muncul. "Ini adalah berita buruk bagi pemerintah
dan rakyat Afghanistan," kata juru bicara Presiden Hamid Karzai, Waheed
Omar, dalam sebuah konferensi pers. "Ini menunjukkan kerentanan di pihak pemerintah."
Satu pertanyaan yang tidak dapat dijelaskan adalah mengapa sel-sel di
mana tahanan yang seharusnya tidur dibiarkan terbuka sehingga mereka
bisa mencapai ke sel dengan terowongan. Hal ini juga tampak bahwa tidak
ada penjaga yang memeriksa para tahanan pada malam hari, meskipun para
pejabat intelijen Afghanistan dan pejabat militer Barat mengatakan bahwa
telah ada intelijen tentang kemungkinan pelanggaran keamanan.
"Ini benar-benar kesalahan dari ketidaktahuan dari aparat keamanan,"
kata gubernur provinsi Kandahar, Tooryalai Wesa. "Ini bukan pekerjaan
sehari, seminggu atau sebulan. Ini sebenarnya pekerjaan berbulan-bulan
bagi mereka untuk menggali dan membebaskan orang-orang mereka."
Jelas malu, para pejabat Afghanistan tak dapat banyak berkata, selain
untuk mengakui bahwa pembobolan ke dalam penjara itu menunjukkan
kelemahan tak terduga dalam keamanan. Semenjak Taliban melakukan
pembobolan di penjara yang sama di tahun 2008 - membebaskan 1.200
tahanan - pasukan Kanada telah membimbing Afghanistan untuk menjalankan
penjara dan negara-negara NATO telah menghabiskan beberapa juta dolar
untuk mengupgrade dan melatih administrasi penjara, menurut seorang
pejabat Barat di Kabul.
"Ada banyak orang mengajukan pertanyaan hari ini," kata seorang perwira NATO di markas koalisi di Kabul.
Tidak ada komentar resmi dari komando NATO. Dua pejabat Barat
menggambarkan pelarian tersebut sebagai "setidaknya sebagian pekerjaan
orang dalam," tapi keduanya mengatakan mereka tidak bisa menyebutkan
nama karena kerentanan situasinya.
Dari 488 orang yang lolos, kurang dari 20 orang berasal dari bagian
pidana penjara, sisanya adalah tahanan keamanan diyakini anggota dan
komandan Taliban.
Seorang pelarian, yang meminta untuk tidak diidentifikasi, mengatakan
bahwa di antara mereka yang dibebaskan adalah dua gubernur bayangan dan
14 gubernur kabupaten bayangan. Taliban memiliki pemerintah bayangan
yang mempunyai pengaruh yang bervariasi di berbagai propinsi.
Namun, Muhammad Qasim Hashimzai, wakil menteri keadilan, mengatakan
bahwa pemerintah belum tahu siapa yang lolos. "Para tahanan yang ada
termasuk semua jenis orang," katanya, dan ia berjanji untuk menyediakan
informasi lebih lanjut.
Wesa, gubernur provinsi Kandahar, mengatakan pemburuan sedang berlangsung dan bahwa 26 pelarian telah ditangkap pada sore hari.
Bagian keamanan penjara itu kosong pada hari Senin ketika para
wartawan diantar berkeliling. Barang-barang para narapidana berserakan,
tapi terlihat menumpuk dalam sel dengan terowongan dalam upaya untuk
menutupi pintu masuk. Sebuah terowongan kedua bercabang ke sisi pidana
penjara, menurut kepala penjara, Jenderal Ghulam Dastagir Mayar, dan
Wesa.
Sekarang, dengan kembalinya begitu banyak anggota Taliban, maka akan
lebih sulit untuk meyakinkan Taliban bahwa mereka akan aman jika mereka
beralih dari pemerintah, seorang mantan komandan Taliban mengatakan.
"Pelarian dari penjara akan memperlambat proses perdamaian," kata
Mullah Noorul Aziz Agha, seorang anggota Taliban yang baru-baru ini
memutuskan untuk meletakkan senjata dan bekerja sama dengan pemerintah.
"Saya sedang berbicara dengan Taliban di telepon untuk mencoba membujuk
mereka untuk datang, tapi sekarang dengan ini, bagaimana kita bisa
menjanjikan mereka bahwa kami dapat menawarkan keamanan dan
perlindungan?"