
Imam
 Abdul Malik Mujahid telah dinobatkan sebagai ketua baru dari Parlemen 
Agama Se-Dunia dengan masa jabatan yang dimulai pada 1 Januari 2010 
mendatang.
 CHICAGO - Pada pertemuan dua kali setahun baru-baru
 ini, Dewan Pengawas Majelis untuk Parliament of the World's Religions 
atau Parlemen Agama Se-Dunia memilih Imam Abdul Malik Mujahid sebagai 
ketua baru dari organisasi tersebut. Masa jabatan Pemimpin baru itu 
dimulai pada 21 Juni 2011.
Dia menggantikan Rev Dr William E. Lesher, yang telah menjabat sebagai ketua sejak 2003.
Abdul Malik Mujahid adalah seorang imam di komunitas Muslim Chicago 
dan presiden Sound Vision Foundation, yang menghasilkan Radio Islam, 
satu-satunya acara talk show harian Amerika dimana Muslim dapat menelpom
 dan bercakap-cakap dengan pembawa acara ataupun narasumber.
Dr Lesher mengatakan ia menganggap Imam Mujahid "sangat lengkap" 
untuk melayani sebagai pejabat terpilih tertinggi di dalam dewan. "Dia 
membawa komitmen yang mendalam kepada tradisi iman sendirinya kepada 
kedudukannya," katanya. "Imam memiliki pemahaman tentang bagaimana agama
 adalah merupakan suatu kekuatan dalam masyarakat Amerika dan juga di 
masyarakat di seluruh dunia."
"Sebagian besar hal-hal yang lebih tua diketahui telah memudar, namun
 Parlemen ini adalah fenomena yang terus-menerus menciptakan ulang 
dirinya sendiri," Imam Mujahid berkata. "Kami berada di depan diri kita 
sendiri di Cape Town ketika kami mulai terlibat dalam membimbing 
institusi di seluruh dunia mengenai pelestarian," Imam Mujahid berkata. 
"Sekarang itu menjadi pembicaraan di kota."
Organisasi itu sedang mempersiapkan untuk Parlemen modern keempat 
yang akan diselenggarakan pada 3-9 Desember di Melbourne, Australia. 
Sebagai bagian dari Parlemen, sebuah majelis masyarakat pribumi akan 
mengumpulkan Masyarakat pribumi dari seluruh dunia dalam sebuah 
pertemuan.
"Ketika kami menangani isu-isu kemiskinan dan perubahan iklim, kami 
akan memperkaya semua wacana kita dengan perspektif dari orang-orang 
pribumi, yang kebetulan paling menderita dari konsumsi yang berlebihan 
yang mendorong pembangunan ekonomi yang kejam," Imam Mujahid berkata.
"Sedikit yang kita tahu, dua atau tiga tahun lalu, yang bukan hanya 
kita yang akan memfokuskan pada isu-isu lingkungan dan perubahan iklim, 
tetapi bahwa seluruh dunia akan bergabung dengan Konferensi Perubahan 
Iklim Kopenhagen," kata Dr Lesher menambahkan.
Imam Mujahid adalah mantan ketua Dewan Organisasi Islam dari Greater 
Chicago, dan telah banyak menulis tentang agama, kebijakan publik dan 
aspek penerapan dalam kehidupan Islam.
Imam Mujahid telah memulai kampanye bersama antara Muslim Amerika dan
 Organisasi Nasional Perempuan untuk menyatakan perkosaan sebagai 
kejahatan perang.
Organisasi itu dapat ditelusuri ke akarnya pada  Parlemen Agama 
Se-Dunia tahun 1893, yang berlangsung bersamaan dengan World's Columbian
 Exposition di Chicago. Pada tahun 1993 dewan  mengorganisasi dan 
menjadi tuan rumah Parlemen Agama-agama Dunia modern pertama, juga di 
Chicago. Parlemen berikutnya diselenggarakan pada tahun 1999 di Cape 
Town, Afrika Selatan, dan pada tahun 2004 di Barcelona, Spanyol.
Parlemen pada 1893, yang berlangsung dari 11 September - 27 
September, telah menandai pertemuan formal pertama perwakilan dari 
tradisi spiritual Timur dan Barat. Hari itu diakui sebagai kesempatan 
kelahiran dialog formal di seluruh dunia.
Absen dari acara itu adalah tokoh agama penduduk asli AS, Sikh dan 
kepercayaan adat dan yang berpusat pada Bumi. Parlemen pada tahun 1993 
menyatakan bahwa agama dan tradisi spiritual itu akhirnya diwakili. 
Konferensi itu mencakup gerakan-gerakan keagamaan baru pada saat itu, 
seperti Spiritualisme dan Christian Science. Yang terakhir diwakili oleh
 pendirinya Mary Baker Eddy. Rev Henry Jessup yang berpidato pada 
Parlemen Agama Se-Dunia adalah orang pertama yang menyebutkan Baha'is di
 AS (sebelumnya telah dikenal di Eropa.) Sejak itu Bahá'ís telah menjadi
 peserta aktif