QUETTA - Layanan Inggris BBC News
melaporkan perkembangan seputar penembakan berdarah dingin oleh tentara
boneka Pakistan terhadap lima Muslim Chechnya-salah satunya seorang
perempuan hamil-di Quetta.
Awalnya pihak berwenang Pakistan menyatakan korban tewas (warga Chechnya) terkait dengan Al Qaeda.
Namun, kemudian muncul kisah bahwa mereka tidak bersenjata dan bahwa salah satu di antara korban adalah wanita hamil.
Kelompok hak asasi manusia pekerja mengatakan pasukan keamanan di Pakistan “jarang” melakukan pembunuhan di luar hukum.
Pembunuhan-di sebuah pos pemeriksaan di pinggiran Quetta-tertangkap
dua kamera. Dua wanita yang terluka terlihat terbaring di tanah dan
saling berpegangan satu sama lain. Mereka mungkin mencoba menghibut
satu sama lain. Seorang wanita mengangkat tangannya, nampaknya seperti
isyarat menyerah atau permohonan bantuan.
Namun respon dari aparat keamanan adalah hujan peluru. Tidak ada
yang selamat. Awalnya pihak berwenang menyatakan wanita dan sahabat
mereka adalah kumpulan pembom martir, siap untuk melakukan serangan.
Sejak saat itu kisah terus berubah beberapa kali.
Kepala kepolisian setempat mengatakan lima orang tewas ketika granat
meledak dari tangan mereka sendiri. Namun ahli penjinak bom mengatakan
tidak ada granat atau rompi martir yang ditemukan pada tubuh jenazah.
Dan otopsi telah mengungkapkan bahwa salah satu wanita yang meninggal, ditembak sedikitnya 12 kali, ia tengah hamil tua.
Penyelidikan atas insiden ini harus sampai pada kesimpulan dalam waktu 10 hari.
Sebuah surat kabar Pakistan, Tribune, melaporkan :
“Teroris” Chechnya sedang hamil tua ketika ditembak mati . Laporan
otopsi seorang wanita yang berada di antara lima tersangka tewas di
Quetta pada Selasa (17/5/2011) mengungkapkan bahwa ia sedang hamil tua
pada saat ditembak mati.
Koresponden Express 24/7, Shehzad Baloch melaporkan bahwa
otopsi yang dilakukan di Kompleks Medis Bolan di Quetta mengungkapkan
seorang wanita yang belum diidentifikasi oleh otoritas Pakistan,
ditembak 12 kali hingga tewas.
Laporan juga mengungkapkan bahwa ia hamil tujuh bulan. Tidak ada
cedera yang berhubungan dengan bom telah ditemukan di tubuhnya. Otopsi
terhadap empat korban lainnya tengah berjalan.
Surat kabar Pakistan lainnya, The Nation, melaporkan mengenai reaksi penduduk lokal pada kejahatan mengerikan dari rezim boneka Islamabad.
Para penduduk Kili Khezai, di mana lima orang Chechnya, tiga
diantaranya perempuan, dibunuh oleh tembakan polisi perbatasan Pakistan,
menuntut agar penyelidikan tidak berpihak atas insiden tersebut.
Mereka menyatakan bahwa orang-orang Chechnya itu tidak bersenjata,
menuduh polisi dan personil FC korps (polisi perbatasan) menambahkan
bahwa insiden itu ditujukan untuk menciptakan pembenaran untuk melakukan
serangan udara di Balochistan.
Penduduk setempat melakukan aksi unjuk rasa di depan Quetta Press
Club untuk memprotes pembunuhan Muslim Chechnya. Para pengunjuk rasa
membawa plakat dan meneriakkan slogan-slogan melawan polisi dan lembaga
penegak hukum.
Para penduduk Kili Khezai termasuk Haji Fateh Khan dan Maulvi Abdul
Wahid mengutuk pembunuhan warga Chechnya dan menyebutnya sebagai sebuah
tragedi besar.
Mereka menuduh polisi dan penegak hukum tengah mementasakan sebuah
drama dengan menggambarkan warga Chechnya bersalah sebagai pembom
martir.
Masyarakat setempat mengatakan bahwa kelima korban ditawarkan sholat
di masjid Killi Khezai dan meminta penduduk setempat untuk membimbing
mereka ketika tiba-tiba mereka menemukan diri mereka dikellingi oleh
polisi dan personel Korps Perbatasan.