Bermodalkan Batang Zaitun, Presiden Boneka Rayu Taliban

Written By Juhernaidi on Minggu, 22 Mei 2011 | 8:48:00 AM

Presiden Afgahanistan, Hamid Karzai setelah konferensi pers di kediaman kepresidenannya di Kabul pada 3 November 2009. (Berita SuaraMedia)
KABUL  – Presiden Afghanistan Hamid Karzai menyerahkan sebuah batang zaitun kepada para "saudara" Talibannya dibalik meningkatnya gelombang perlawanan di Afghanistan.
Dalam pernyataan pertamanya sejak dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan umum Afghanistan pada bulan Agustus silam, Karzai juga berjanji untuk membentuk pemerintahan yang melibatkan semua pihak.

Karzai menginginkan Taliban untuk "pulang ke rumah" setelah dirinya mengamankan masa jabatan periode kedua selama lima tahun ke depan.

"Kami menyerukan kepada para saudara kami, Taliban, untuk pulang ke rumah dan memeluk kembali tanah kelahiran mereka," kata Karzai dalam sebuah konferensi pers pada hari Kamis (19/5).

Hal tersebut diungkapkan oleh Karzai setelah para panitia pemilihan menyatakan bahwa dirinyalah yang keluar sebagai pemenang dari pemilihan presiden Afghanistan.

Taliban, banyak diantaranya bermarkas di sepanjang perbatasan Afghanistan - Pakistan, digulingkan dari kekuasaannya di Kabul pada penghujung tahun 2001 oleh pasukan koalisi pimpinan AS, yang meretas jalan bagi Karzai untuk menduduki kursi kepresidenan.

Mencoba menjilat publik, Karzai juga mengatakan bahwa keadaan akan menjadi lebih baik bagi Afghanistan jika proses pemilihan umum telah diselesaikan. Karzai juga "meratapi" pengunduran diri dari rivalnya, Abdullah Abdullah. Hal tersebut diungkapkan Karzai setelah dirinya dinyatakan sebagai pemenang.

Satu-satunya penantang Karzai, Abdullah Abdullah, menarik diri dari pemilihan presiden Afghanistan pada hari Minggu (1/11) lalu. Karzai mengatakan bahwa dirinya "berharap" agar Abdullah, yang merupakan mantan menteri luar negerinya, menyelesaikan pemilihan periode kedua.

Karzai juga berjanji untuk "membasmi noda-noda" korupsi dari pemerintahan Afghanistan.

"Afghanistan telah dinodai oleh oleh korupsi. Pemerintahan kita juga telah dinodai oleh kekotoran korupsi," kata Karzai.

"Kita semua akan berjuang dan berusaha, dengan segala macam cara yang mungkin dilakukan, untuk melenyapkan noda-noda ini."

Karzai mengucapkan hal tesebut hanya berselang beberapa jam setelah Presiden AS Barack Obama berkata bahwa dirinya telah menasehati Karzai untuk meningkatkan upaya-upaya dalam memerangi korupsi dan menginginkan adanya "lembaran baru" kerjasama antara kedua negara.

Hubungan antara presiden Afghanistan tersebut dengan Barat semakin "mendingin" sejak Karzai pertama kali terpilih pada tahun 2004, ditengah tuduhan merebaknya korupsi dalam tubuh pemerintahannya.

Obama, yang kini tengah mempertimbangkan pengiriman tambahan 40.000 orang pasukan AS ke Afghanistan, mengatakan bahwa Karzai akan dinilai atas tindakannya, bukan kata-katanya.

Karzai menambahkan bahwa dirinya akan bekerjasama dengan siapapun, tidak peduli apakah orang tersebut mendukung atau menentangnya dalam proses pemilihan umum Afghanistan lalu.

Mendengar ucapan Karzai, Taliban menanggapi dengan menyebut Karzai sebagai seorang "presiden boneka". Taliban juga menuding kekuatan Baratlah yang berperan dalam pengambilan keputusan untuk membatalkan putaran kedua pemilihan umum di Afghanistan.

"Pembatalan putaran kedua pemilihan (Afghanistan) menunjukkan bahwa keputusan di Afghanistan dirancang dan dibuat di Washington dan London, sementara Kabul hanya menjadi tempat pengumuman saja," demikian bunyi pernyataan Taliban pada hari Selasa.
"Yang mengejutkan adalah, dua pekan yang lalu, mereka (Barat) justru memperdebatkan bahwa presiden boneka, Hamid Karzai, terlibat dalam kecurangan pemilihan. Tapi kini Karzai dipilih menjadi presiden berdasarkan pada suara-suara palsu penuh kecurangan tersebut, lalu Washington dan London sama-sama bergegas mengirimkan ucapan selamat masing-masing."

Simulasi Jangka Sorong