Yaman Dituduh Bantai Demonstran Demi Gagalkan Transisi

Written By Juhernaidi on Sabtu, 30 April 2011 | 8:46:00 AM

Para pendukung Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, nampak mengkat foto sang pemimpin dalam sebuah aksi damai yang digelar di jalanan Sanaa pada 29 April 2011. (Foto: Reuters)
SANAA – Oposisi Yaman pada hari Kamis (28/4) menuduh rezim presiden terguling Ali Abdullah Saleh membantai pemrotes damai dalam upaya untuk menggelincirkan rencana transisi pimpinan Teluk.
Satu hari setelah 14 pemrotes dibunuh di seluruh Yaman, Forum Gabungan, sebuah koalisi dari partai-partai oposisi, mengecam "sebuah pembantaian liar yang dilakukan oleh otoritas dan milisi dari keluarga penguasa terhadap demonstran damai."
Kedutaan AS di Sanaa mengatakan peningkatan kekerasan di malam penyerahan kekuasaan sangat mengganggu dan mendesak semua pihak untuk menahan diri.
Pada saat yang sama, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan bahwa dia cemas akan kekerasan yang mematikan, mengulangi seruan pada otoritas untuk melindungi warga sipil dan menerima upaya ke arah transisi damai, ujar juru bicaranya.
Ban meminta semua pihak terkait di Yaman untuk menahan diri dan berhenti dari aksi provokatif.
Dia menekankan bahwa dialog politik inklusif yang luas dan pemahaman mutual sangat penting untuk mengatasi krisis dan memelihara kesatuan dan integritas negara.
Sanaa adalah lokasi terjadinya kekerasan mematikan pada hari Rabu saat pasukan melepaskan tembakan untuk membubarkan protes, menewaskan 13 orang dan melukai lebih dari 130 lainnya. Seorang lagi terbunuh di Yaman selatan.
Beberapa pemrotes mengatakan mereka diserang dengan belati, yang secara tradisional digunakan di Yaman, sementara pejabat rezim mengatakan "puluhan pendukung pemerintah" juga terluka.
"Pembantaian ini menunjukkan bahwa rezim bertekad untuk melanjutkan pertumpahan darah dan menggagalkan kesepakatan yang diinisiasi oleh Dewan Kerjasama Teluk (GCC), ujar Forum.
Forum memperingatkan bahwa akan sulit bagi mereka untuk melanjutkan rencana penandatanganan kesepakatan transisi di Riyadh dalam beberapa hari ke depan jika tindakan keras itu tidak diakhiri.
Amnesty menyerukan untuk penyelidikan independen mendesak ke dalam pembunuhan hari Rabu saat para pemrotes berbaris melewati stadion.
"Orang-orang, yang diyakini sebagai anggota pasukan keamanan atau pendukung pemerintah militan, dilaporkan ditembaki dari atap dan dari dalam stadion," bunyi seruan itu.
Pasukan keamanan tidak mengambil tindakan saat serangan dilakukan. Kegagalan mereka untuk bertindak mengisyaratkan bahwa pasukan keamanan terlibat atau, setidaknya, dibebaskan dalam serangan itu.
Amnesty mengatakan rencana yang diusulkan oleh negara-negara tetangga Yaman itu tampaknya memberikan selimut kekebalan pada Saleh dan rezimnya.
"Presiden Saleh tidak boleh dibiarkan terhindar dari pertanggungjawaban untuk kejahatan HAM yang dilakukan di bawah kekuasaannya," ujarnya
 ( www.juhernaidy.blogspot.com  )

Simulasi Jangka Sorong