Sumber itu menegaskan bahwa agen perumahan Zionis, yang dikenal
dengan nama Arieh King, bekerjasama dengan asosiasi sayap kanan Yahudi
mengajukan rencana itu ke komite distrik untuk disetujui.
Sumber-sumber Palestina memperingatkan bahwa jika rencana itu
diterapkan, lebih dari 30 keluarga Palestina yang terdiri atas 280
individual akan terusir dari rumah mereka di Sheikkh Jarrah.
Keluarga-keluarga itu mulai menerima pemberitahuan yang memerintahkan mereka untuk meninggalkan rumah sebelum dirobohkan.
Menurut rencana, rumah-rumah Palestina di dekat Kubaniyet Umm Haroun
di Sheikh Jarrah akan dihancurkan sebelum membangun "simbol penjajahan"
berupa 386 unit perumahan, sekolah, TK, dan sinagog.
Pemukiman itu adalah bagian dari lima proyek pemukiman besar di kota
suci itu dan akan dikelilingi oleh tembok tinggi yang dijaga ketat oleh
petugas keamanan swasta.
Dalam konteks terkait, Asosiasi Youth for Jerusalem mengecam keras
peningkatan pelanggaran Israel terhadap kota suci dan Masjid Aqsa.
Dalam sebuah rilisan pers di hari Rabu (27/4), asosiasi itu
mengatakan serangan yang dilakukan pasukan dan pemukim Israel atas
Yerusalem dan penduduknya menjadi semakin agresif dan intensif bulan
ini.
Asosiasi itu mencatat serangan pembakaran terbaru oleh para pemukim
terhadap pepohonan di dalam komplek Masjid Aqsa, penerobosan
berulangkali ke dalam halamannya, dan upaya untuk mengusir warga
Palestina dari kota mereka.
Youth for Jerusalem juga mengecam negara-negara Arab dan Islam atas
diamnya mereka terhadap pelanggaran Israel di Yerusalem dan keasyikan
dengan urusan internal mereka.
Sementara itu, Israel telah menyelesaikan pekerjaan di salah satu
situs penggalian terbesar dan paling penting, sebuah terowongan yang
menghubungkan bagian selatan dan barat dari kota bersejarah Yahudi di
bawah Masjid Aqsa dan area sekitarnya.
Dengan proyek yang hampir sepenuhnya selesai itu, Israel bisa
mengorganisir tur kota Yahudi tanpa menyebabkan perselisihan dengan
warga Palestina, ujar sebuah laporan dari Jerusalem Foundation
International.
Laporan berjudul "Negara Yerusalem" itu merinci bahwa penghancuran
Hotel Shepherd di distrik Sheikh Jarrah adalah bagian dari proyek
pemukiman terbesar di sekitar Kota Tua sampai saat ini setelah
pendudukan Israel atas Yerusalem di tahun 1967.
Proyek itu dirancang untuk melewati salah satu hambatan paling sulit
dalam meyahudisasi lingkungan di dekat Kota Tua dan Masjid Aqsa, sebuah
proses yang bertujuan mengisolasi lingkungan Arab di Yerusalem pusat
dari lingkungan Yahudi di luar, yang akhirnya menutup koneksi geografis
antara kedua lokasi dan mencegah kedaulatan Palestina di masa mendatang.