Israel
tidak harus berusaha untuk menghentikan armada bantuan yang
direncanakan menuju Jalur Gaza yang diblokade, Menteri Luar Negeri Turki
mengatakan dalam wawancara pada hari Senin lalu, menambahkan bahwa
Turki tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan para penyelenggara
dari meluncurkan armada tersebut.
Berbicara kepada Sydney Morning Herald pada hari Senin lalu, Menteri
Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mendesak Israel untuk tidak
"mengulangi kesalahan yang sama," menambahkan bahwa insiden itu adalah
tanggung jawab Israel agar tidak menerapkan blokade terhadap Gaza.
"Sebuah misi pencari fakta dari PBB menyatakan bahwa blokade adalah
ilegal," kata Davutoglu, menambahkan bahwa para aktivis di Mavi Marmara
yang pada tahun lalu tewas dibantai Israel berada 72 mil [116 km] dari
pantai, jadi mereka dibantai di perairan internasional. Laut Mediterania
bukan milik negara manapun, tegas Davutoglu.
Mengacu pada ketidakmampuan Turki untuk menghentikan penyelenggara
armada dari melanjutkan rencana mereka ke Gaza, Davutoglu mengatakan:
"Kami hanya bisa menyarankan, kami dapat mengatakan sesuatu, tapi kami
tidak bisa menghentikan armada berlayar ke Gaza."
Sebelumnya Turki mengatakan pada hari Kamis pekan lalu bahwa mereka
sudah menerima permintaan dari Israel untuk mencegah para aktivis
berlayar ke Gaza pada ulang tahun pertama serangan Israel di sebuah
kapal Turki, namun mengatakan rencana armada yang akan berlayar ke Gaza
itu bukan urusan Ankara.
Pernyataan itu muncul setelah Ankara menyatakan dengan jelas awal
bulan ini bahwa mereka tidak bisa menghentikan 15 kapal armada bantuan,
yang berencana untuk berlayar Mei depan, setahun setelah sembilan warga
Turki ditembak mati oleh marinir Israel yang menyerbu kapal Mavi
Marmara.
Turki, sebuah negara Muslim sekuler, telah menjadi sekutu regional yang penting bagi Israel selama lebih dari satu dekade.
Perdana Menteri Tayyip Erdogan dari Partai AKP, yang berakar dari
gerakan Islam yang dilarang, membekukan hubungan dengan Israel setelah
serangan mematikan pada Mei tahun lalu.
Ankara telah menuntut permintaan maaf Israel sebagai syarat untuk
memperbaiki hubungan kedua negara, terlepas dari temuan penyelidikan PBB
atas insiden tersebut.