Aktivis
Pro-Palestina hari Selasa kemarin (26/4) mengatakan mereka sedang dalam
persiapan akhir penyelenggaraan konvoi laut ke Jalur Gaza, yang konvoi
itu kemungkinan jauh lebih besar dari armada serupa yang pernah berlayar
pada bulan Mei setahun yang lalu yang mendapatkan serangan dari pasukan
Israel.
Huseyin Oruç, juru bicara untuk IHH - sebuah kelompok bantuan Islam
yang mengoperasikan kapal Mavi Marmara - mengatakan saat ini koalisi
internasional dari 22 kelompok LSM berharap untuk mengirim 15 kapal
dengan awak kapal sebanyak 1.500 orang. Tahun lalu, hanya enam kapal dan
sekitar setengahnya dari jumlah orang yang ikut berpartisipasi.
Tanggal target untuk keberangkatan dari armada baru ini adalah pada
saat peringatan pertama serangan terhadap Mavi Marmara di bulan Mei,
tetapi keberangkatan juga bisa ditunda, sebagian alasan karena bentrokan
dengan kampanye pemilu Turki. Penyelenggara konvoi mengatakan upaya
pelayaran baru ke Gaza ini termasuk diikuti oleh aktivis dari Eropa,
Timur Tengah, Asia Tenggara, Amerika Latin, Kanada dan Amerika Serikat.
"Semua orang bersiap-siap," kata Oruç dalam sebuah wawancara dengan
The Associated Press di kantornya di Istanbul. Ia meramalkan bahwa
Israel semakin sadar dampak negatif dari serangan mereka tahun lalu, dan
kemungkinan besar tidak akan mencoba mengulang operasi militer serupa
pada tahun ini.
Sementara itu, pejabat militer Israel mengatakan angkatan laut Israel
telah sibuk mempersiapkan diri selama berminggu-minggu untuk
"menyambut" kedatangan armada baru yang akan berlayar ke Gaza. Mereka
mengatakan angkatan laut Israel menganggap rencana pelayaran armada ini
sesuatu yang sangat serius, namun Israel berencana untuk menggunakan
taktik yang berbeda kali ini dalam menghadapi konvoi armada yang akan
berlayar ke Gaza. Mereka juga menolak untuk menguraikan apa rencana itu,
tetapi mengatakan tujuannya adalah untuk menghentikan armada dengan
berupaya menghindari jatuhnya korban.
Yigal Palmor, juru bicara Departemen Luar Negeri Israel, mengatakan
dalam konferensi pers baru-baru ini mengatakan dirinya telah meminta
semua pihak yang akan mengirim bantuan kemanusiaan ke Palestina,
hendaknya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan tersebut melalui
perlintasan Israel.
"Orang-orang yang datang melalui laut hanyalah melakukan provokasi
dan memancing konfrontasi kekerasan. Kami menyerukan kepada semua pihak
yang relevan untuk bertanggung jawab dan menghindari adanya kekerasan,"
kata Palmor.
"Tidak ada alasan untuk mencoba untuk menghindari saluran yang ada," katanya.