Ternyata Hingga Sekarang Belum Ada Kesepakatan RI-Perompak

Written By Juhernaidi on Sabtu, 30 April 2011 | 9:12:00 AM

20Perompak Somalia  Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia di kapal MV Sinar Kudus masih belum lepas dari cengkeraman perompak Somalia. Pemerintah masih berusaha memfasilitasi penyerahan tebusan kepada perompak yang belum juga mencapai kata sepakat. (foto: Kidsklik.com)
JAKARTA  - PT Samudera Indonesia belum mencapai kesepakatan dengan perompak Somalia mengenai mekanisme pembayaran tebusan dan pembebasan Kapal MV Sinar Kudus berikut 20 anak buah kapal asal Indonesia yang hingga kini masih disandera.

Deputi VIII bidang Komunikasi dan Informatika Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Sagom Tamboen mengatakan kedua belah pihak masih terus bernegosiasi. “Hal itu yang dibahas kedua belah pihak. Total (tebusan) berapa saya tidak tahu persis, yang jelas sepenuhnya PT Samudera yang bayar tebusan," ujar Sagom kepada wartawan di Jakarta, Jumat (29/4/2011).

Dikatakan Sagom, Pemerintah akan bergerak melalui operasi militer jika situasi kondisinya tidak membahayakan sandera. Namun, opsi militer tak akan dipilih jika membahayakan keselamatan ABK yang berada dalam kapal.

Kapal kargo Sinar Kudus dibajak perompak Somalia di perairan Laut Arab, sejak 16 Maret 2011 lalu. Kapal tersebut diawaki 31 orang ABK dimana 20 di antaranya berasal dari Indonesia. Sinar Kudus berangkat dari Pomalaa, Sulawesi Tenggara, membawa bji nikel menuju Rotterdam, Belanda.

Untuk membebaskan kapal tersebut, perompak Somalia meminta tebusan sekira Rp 27 miliar kepada PT Samudera Indonesia.

20 Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia di kapal MV Sinar Kudus masih belum lepas dari cengkeraman perompak Somalia. Pemerintah masih berusaha memfasilitasi penyerahan tebusan kepada perompak yang belum juga mencapai kata sepakat.

"Pemerintah masih berusaha memfasilitasi agar koordinasi antara perompak dengan pemilik kapal bisa terwujud. Hingga kini belum ada kata sepakat soal mekanisme penyerahan uang," ujar Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informatika Kementerian Polhukam Sagom Tamboen di kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta.

Menurutnya, pasukan militer bisa bergerak untuk melakukan operasi penyelamatan sandera. "Tugas itu bisa dilakukan dengan tujuan menyelematkan sandera, tapi kalau justru membahayakan sandera, pasukan itu tidak akan bergerak," imbuhnya.

Dia menambahkan, posisi pemerintah adalah mendorong agar koordinasi bisa terwujud dengan pemberian tebusan.

Uang tebusan yang akan diberikan dari mana asalnya? "Asal uangnya dari mana itu pemerintah hanya menfasilitasi saja. Jumlahnya saya tidak tahu," kata Sagom.

Perang saudara dua dekade di Somalia menyebabkan bajak laut tumbuh subur di lepas pantai negara tanpa hukum itu

Simulasi Jangka Sorong