
"Obama memang secara tepat megemukakan betapa beratnya masalah yang dihadapi," kata Kundra kepada Politico, sebuah surat kabar di Washington yang berfokus pada politik kongresional dan kepresidenan.
Saat ini, pemerintah AS membelanjakan sekitar $80 miliar per tahun
dalam bidang sistem teknologi, meningkat dari $46 miliar yang
dianggarkan pada 2001.
Kundra mengatakan, pemerintah membuang-buang dana miliaran dolar
untuk berbagai sistem teknologi yang tidak efektif. Kundra mengaku
menemukan dana $3 miliar di penyimpanan dengan menggunakan IT Dashboard,
sebuah perangkat yang diperkenalkannya pada 2009 yang mampu melacak
berapa banyak pengeluaran pemerintah dalam investasi teknologi.
Kundra mengatakan, perkembangan lainnya telah dilakukan. "Ketika
pemerintahan Obama masuk Gedung Putih, meja-meja kerja kami dipenuhi
kotak-kotak besar, bukannya komputer jinjing dan docking station yang kami miliki sekarang.
Kundra mendorong perusahaan-perusahaan yang berfokus pada pelanggan
seperti Google, Microsoft, dan Amazon, agar turun tangan di
pemerintahan.
Mereka kini menjual layanan cloud computing, menyimpan informasi berbagai lembaga di server milik perusahaan besar, jadi masing-masing lembaga pemerintahan tidak perlu mengoperasikan perlengkapan milik masing-masing.
Menurut Kundra, mengonsolidasikan pusat data semacam itu akan
menghemat uang dan membantu pemerintah menjalankan tugas dengan lebih
efisien.
Pemerintah AS akan segera mengupayakan layanan cloud computing
senilai $2,5 miliar untuk berbagai lembaga pemerintahan di pusat maupun
di negara bagian. Salah satu prioritas utama Kundra adalah mengubah
sistem e-mail pemerintah.
Tiap-tiap lembaga pemerintahan nantinya tidak perlu punya pengaturan e-mail sendiri. Kundra sedang mengerjakan jaringan e-mail luas untuk pemerintah berdasarkan sistem tersebut.
Pemerintah diperkirakan bisa menghemat $42 juta dengan memindahkan sistem e-mail ke dalam cloud, dan langkah tersebut akan menghapuskan 800 pusat data dalam lima tahun ke depan.
Enam bulan lalu, Kundra mengungkapkan rencana untuk membantu
mengendalikan pengeluaran di bidang IT yang tidak terkendali. Kundra
juga mendesak pemerintah memublikasikan ribuan dokumen yang ada pada Data.gov
agar masyarakat bisa menggunakan informasi yang ada, misalnya mengenai
ulasan pasien soal rumah sakit atau penarikan produk dari pasaran.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan
kekecewaannya terkait kurangnya teknologi baru di Gedung Putih. Sang
presiden bahkan mengklaim bahwa berbagai peranti elektronik yang menjadi
fasilitas untuknya "30 tahun ketinggalan zaman".
"Kami tidak bisa membuat telepon berfungsi," kata Obama kepada para
donatur dalam sebuah ajang penggalangan dana di kota asalnya di Chicago
sebagaimana dikutipTelegraph.
Sembari menunjukkan rasa jengkelnya, Obama berkata, "Ayolah, saya ini
presiden Amerika Serikat! Di mana tombol canggih dan benda-benda serta
layar besar yang muncul (setelah ditekan)? Itu tidak terjadi. Saya
selalu mengira saya akan dapat telepon dan peranti yang canggih dan
keren."