Tim peneliti ICARUS pimpinan Carlo Rubia yang melakukan eksperimen ulang
tentang neutrino menemukan bahwa neutrino bergerak tak lebih cepat dari
kecepatan cahaya.
"Hasil penelitian sangat meyakinkan dan memberi tahu kita bahwa ada yang
tidak beres dengan temuan OPERA," kata Rubia seperti dikutip AP, Jumat
(16/3/2012).
September 2011 lalu, tim yang tergabung dalam eksperimen Oscillation
Project with Emulsion-tRacking Apparatus (OPERA) menemukan bahwa
kecepatan neutrino melebihi cahaya (300 km/detik).
Neutrino adalah partikel dasar dengan massa yang sangat kecil. Partikel
ini tercipta dari peluruhan radioaktif, reaksi fusi yang terjadi di
matahari atau reaktor nuklir atau ketika sinar kosmik menabrak
sekelompok atom.
Dalam penelitian yang dilakukan di Gran Sasso National Laboratory,
Italia, di kedalaman 1.400 meter, peneliti menguji neutrino yang
ditembakkan dari Laboratorium Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir
(CERN), Swiss.
Tim OPERA menemukan bahwa neutrino bergerak 60 nanodetik lebih cepat
dari cahaya. Temuan ini menggegerkan sebab Albert Einstein menyatakan
bahwa tak ada partikel yang bergerak lebih cepat dari cahaya.
Beberapa peneliti meragukan temuan tersebut dan menganggapnya hal yang
tidak mungkin. Banyak pihak yang menyebutkan adanya kesalahan, baik
dalam instrumen maupun tata cara penelitian.
Tim peneliti lain kemudian mencoba melakukan eksperimen ulang untuk
membuktikan kebenaran hasil tim OPERA. Salah satu upaya pembuktian
dilakukan tim ICARUS.
Tim ICARUS melakukan eksperimen menggunakan 600 ton-4300 argon cair
untuk mendeteksi kedatangan neutrino yang dikirimkan pada kedalaman 730
km dari CERN.
Menegaskan kembali hasil penelitian, Sandro Centro, juru biacara tim
ICARUS, mengungkapkan bahwa kecepatan gerak neutrino sama dengan
kecepatan cahaya, dengan sedikit deviasi.
"Sekarang kita 100 persen yakin bahwa kecepatan cahaya adalah kecepatan
neutrino," ungkap Centro seperti diberitakan BBC, Jumat kemarin.
Menurut Centro, temuan kontroversial tim OPERA adalah buah dari
ketidakcermatan dalam penelitian, seperti yang sempat diakui sendiri
oleh tim OPERA pada bulan Februari 2012.
Diberitakan Nature pada 22 Februari lalu, OPERA menyakatan bahwa
kesalahan pengukuran bisa diakibatkan oleh kesalahan koneksi yang
berpengaruh pada hasil bacaan GPS dan jam master OPERA.
Hasil penelitian ICARUS tentu sedikit melegakan, terutama bagi yang tak
percaya hasil riset OPERA. Kini, ilmuwan bisa yakin bahwa teori Einstein
belum terbantahkan.
Menanggapi hasil penelitian ICARUS, Antonio Ereditato yang merupakan
anggota OPERA mengatakan, "Hasil ini sesuai dengan temuan terbaru kami
bahwa ada komponen yang tak berfungsi dalam eksperimen kami."
Ditanya apakah tim OPERA kecewa dengan hasil terbaru riset neutrino,
Ereditato menuturkan, "Beginilah ilmu pengetahuan bekerja. Apa pun itu,
semua adalah kemajuan dalam pengetahuan kita secara global."