
Pejabat Hamas mengatakan, dalam penyerbuan itu, dua anggota kelompok
militan Salafi yang berafiliasi ke Al-Qaida, tewas. Salah satunya adalah
militan asal Yordania, yang menembak dirinya sendiri setelah melempar
granat yang menyebabkan rekannya sendiri tewas, saat pasukan Hamas
menyerbu tempat persembunyian mereka di kawasan Jalur Gaza.
Pasukan Hamas juga berhasil menangkap salah seorang anggota militan
yang diduga sebagai pelaku utama pembunuhan, dalam kondisi hidup. Tiga
militan lainnya yang juga ditangkap di dalam rumah, tidak terlibat dalam
pembunuhan aktivis asal Italia di Gaza beberapa hari yang lalu.
Sementara, tiga anggota pasukan Hamas luka-luka dalam penyerbuan
tersebut.
"Ini adalah pelajaran keras bagi siapa saja yang berpikir ingin
mengacaukan situasi keamanan Gaza dan rakyat Gaza," kata juru bicara
Kementerian Dalam Negeri Hamas, Ehab Al-Ghsain.
Seorang anggota kelompok Salafi di Gaza menculik aktivis
pro-Palestina Vittorio Arrigoni pada Kamis pekan kemarin dan pada hari
Jumat, jasad Arrigoni, 36, ditemukan dalam kondisi leher digorok.
Kematian Arrigoni yang tinggal di Gaza sejak tahun 2008, membuat
warga Gaza marah, karena aktivis kemanusiaan asal Italia itu dikenal
suka membantu para petani dan nelayan Gaza.
Kelompok Salafi di Gaza diduga melakukan penculikan dan pembunuhan
itu untuk menekan Hamas agar membebaskan salah seorang pemimpin mereka
yang ditahan Hamas.
Dalam operasi penyerbuan kemarin, pasukan Hamas sengaja membawa
Hisham Al-Seedni--pemimpin kelompok Salafi yang ditahan Hamas--ke tempat
persembunyian kelompok tersebut, sebuah gedung berlantai empat di
kawasan kamp pengungsi Nuseirat.
Negosiasi yang dilakukan Seedni agar anak buahnya menyerah, gagal
sehingga terjadi baku tembak dengan pasukan Hamas. Sejumlah saksi mata
mengatakan, setidaknya terdengar empat kali ledakan dan tembakan
beruntun sepanjang operasi penangkapan yang dilakukan pasukan Hamas pada
Selasa pagi.