AS: Banyak Monster Frankenstein Yang Mengancam Pakistan

Written By Juhernaidi on Rabu, 01 Juni 2011 | 11:17:00 AM

Stephen Biddle, senior untuk kebijakan pertahanan dari dewan pada hubungan luar negeri AS, mengatakan bahwa Pakistan tengah menghadapi ancaman yang lebih besar dari kelompok teroris dibandingkan dari India. (Foto: CFR)
Stephen Biddle, senior untuk kebijakan pertahanan dari dewan pada hubungan luar negeri AS, mengatakan bahwa Pakistan tengah menghadapi ancaman yang lebih besar dari kelompok teroris
dibandingkan dari India.
WASHINGTON  - AS sedang membujuk Islamabad bahwa mereka menghadapi ancaman yang lebih besar dari kelompok teroris dibandingkan dari India, seorang ahli AS tentang Asia Selatan yang terkenal mengatakan.
"Apa yang AS telah berusaha untuk lakukan adalah untuk membujuk pemerintah Pakistan bahwa sekarang ada lebih banyak monster Frankenstein yang mengancam Anda daripada India, Anda harus membersihkan mereka, orang-orang Pakistan lebih memilih untuk menghindari kerugian," Stephen Biddle, senior untuk kebijakan pertahanan dari dewan pada hubungan luar negeri, berkata.

"Jadi apa yang kita punya adalah hasil standar di mana Pakistan tidak terlalu mendukung mereka seperti sebelumnya tapi mereka juga tidak sepenuhnya memusnahkan mereka," kata Biddle kepada wartawan di konferensi.

Pemerintah AS, katanya, bekerja sangat keras untuk mencoba memberikan pengaruh kepda militer, pemerintah dan intelijen Pakistan untuk tidak terlalu toleran terhadap berbagai kelompok militan yang ada dalam perbatasan mereka. Mereka selama ini telah cukup mendukung keberadaan kelompok tersebut.

"Sekarang, masalahnya di sini adalah, sejauh ini, kita telah mengatakan kepada Pakistan untuk melakukan sesuatu yang orang Pakistan sendiri tidak percaya bahwa itu adalah untuk kepentingan diri mereka sendiri," katanya.

Banyak dari kelompok militan di Pakistan mengatakan bahwa mungkin AS khawatir tentang pembentukan atau progeni organisasi yang didirikan oleh Pakistan sebagai alat perang asimetris terhadap India sebelum 2001, Biddle berkata.

Kelompok-kelompok ini kemudian berbalik melawan pemerintah  sebagian karena pemerintah ini sejalan dengan Amerika Serikat setelah 2001 ketika pemerintahan Bush berkata "Anda bisa memihak dengan kami dalam melawan Taliban atau kami akan menyingkirkan kalian," ia menambahkan.

"Musharraf mundur, berpihak pada AS dan, Anda tahu, secara substansial  mengasingkanbanyak dari organisasi militan Islam dalam batas-batasnya sendiri, yang kemudian menyalakan pemerintah sipil Pakistan, tetapi Pakistan telah cenderung percaya sejak saat itu bahwa ini adalah orang yang dapat mereka ajak bekerja sama dan bahwa mereka tidak ingin sepenuhnya memusnahkan militan karena mereka masih berpikir bahwa mereka akan berguna dalam menghadapi ancaman India bahwa mereka yakin bahwa mereka masih siap menghadapnya," ujarnya.

Biddle berkata mengirim lebih banyak pasukan Amerika di Pakistan bisa lebih kontraproduktif dalam mencapai tujuannya. "Masalahnya di sini adalah bahwa pemerintah Pakistan dan toleransi masyarakat jelas sangat terbatas untuk tindakan AS yang secara substansial lebih kuat dalamoperasi  kontra-pemberontakan atau kontra teror di Pakistan.

Jika  Anda melakukan ini terlalu kuat, anda bisa pada akhirnya menyebabkan hal yang anda  sedang berusaha cegah, "katanya. Ini dengan mudah bisa berakhir pada runtuhnya pemerintah di sana dan itu akan menjadi bencana. "Ini akan menjadi  sangat sulit untuk menangkis skala penuh pemberontakan di Pakistan dengan cara yang saat  ini Amerika Serikat sedang coba untuk terapkan," Biddle menambahkan.
"Jadi, saya pikir gagasan bahwa AS dapat memecahkan masalah mendasar dengan pergi ke perang di Pakistan, seperti halnya perang di Afghanistan, tidak realistis," katanya.

Simulasi Jangka Sorong