CHINGFORD – Seorang konselor senior telah menolak untuk
mengatakan mengapa ia turut campur atas rencana perluasan sebuah Masjid.
Proposal oleh Masyarakat Islami Chingford, berbasis di Chingford Mount, Chingford, ditolak oleh para petugas perencanaan.
Namun, Konselor Akram, anggota kabinet untuk bisnis dan perwakilan
distrik kota Lea Bridge, turun tangan untuk memastikan aplikasi tersebut
akan dipertimbangkan oleh komite perencanaan, yang didominasi oleh
kolega-kolega Buruh-nya.
Masyarakat Islam Chingford membeli toko yang berdekatan dan lantai
dasar dengan harapan memperluas sebuah ruang belajar dan ruang sholat.
Sesi terbaru, yang dihadiri oleh lebih dari 300 orang per hari, harus
terkejut sehubungan dengan ruang yang terbatas di gedung tersebut.
Para petugas merekomendasikan rencan untuk penolakan sehubungan
dengan hilangnya sebuah bangunan hunian, dampak pada mereka yang tinggal
di sekitarnya, dan masalah parkir sudah diprediksikan.
Namun mengikuti permintaan Konselor Akram, aplikasi tersebut telah dirujuk untuk komite perencanaan pada 8 Mei.
Ketika diminta oleh kantor berita Guardian untuk menjelaskan turut
campurnya, Konselor Akram menolak dan mengatakan bahwa ia akan
merincikan alasannya selama pertemuan komite perencanaan.
Masyarakat Islam Chingford telah dibentuk sejak tahun 1990-an dan
telah menjadi rumah bagi ratusan jamaah di sekitar daerah Chingford.
Masjid tersebut adalah tempat peribadatan terdekat bagi Muslim yang
tinggal di Chingford Utara dan Selatan begitu juga kota-kota tetangga
seperti Waltham Abbey.
Diperkirakan ada 200 keluarga Muslim yang tinggal di sekitar daerah Chingford.
Masjid tersebut telah menunjukkan peningkatan yang terus menerus di dalam jumlah jamaah selama beberapa tahun terakhir ini.
Sehubungan dengan peningkatan jumlah jamaah tersebut, Masjid tersebut mengadakan dua kali sholat Jum'at.
Sehubungan dengan pertumbuhan populasi Muslim di Chingford, kurangnya
ruang untuk jamaah telah semakin menjadi sebuah kekhawatiran bagi
banyak rekan jamaah.
Jumlah orang yang hadir melebihi kapasitas maksimum masjid yang
sekarang. Situasi tersebut tidak memberikan sebuah area yang layak untuk
sholat, membuat para jamaah sholat di bawah tangga, daerah wudhu,
trotoar dan di beberapa kasus, para jamaah tidak dapat menemukan ruang
lainnya sehingga sebagai konsekuensinya harus pergi meninggalkan Masjid.