
(2) Tumbuh dari bawah. Binis yang baik tidak pernah tiba-tiba besar.
Hampir semua pengusaha sukses, merintis usahanya dari bawah hingga
mencapai sukses.
(3) Konsentrasi di bidang yang dikuasai. Penguasaan bidang menjadi
syarat mutlak untuk maju. Belum pernah terdengar kisah sukses pengusaha
yang berada dalam bidang yang tidak dikuasainya sama sekali.
(4) Anti kerumunan. Bisnis yang diawali dengan mengkopi sukses orang
lain dan masuk dalam kerumunan sangat berbahaya. Dalam kerumunan akan
sulit bernafas, bahkan sulit keluar dengan mulus. Kemungkinan babak
belur sangat besar.
(5) Modal hanyalah pelengkap. Dalam berbisnis, modal uang jelas
bukanlah segala-segalanya. Keahlian, jaringan, nama baik, penguasaan
teknologi, pengetahuan mengenai pasar adalah modal yang sama pentingnya
dengan uang.
Seorang Muslim Sejati dengan Mimpi Besar Sukses Sejati Dunia
Akhirat-nya sudah semestinya memiliki dan menjaga reputasi diri dan
bisnisnya agar selalu kafa’ah (cakap dan ahli), himmah (etos kerja
tinggi) dan amanah (terpercaya). Karena ini sesungguhnya adalah
implementasi dari keimanannya. Dengan tiga reputasi ini, ia akan
konsentrasi di bidang yang dikuasai dan menumbuhkan usahanya dari bawah
dengan orientasi profit, tumbuh, sinambung dan berkah. Ia juga akan
berupaya sungguh-sungguh untuk tidak mengekor dalam kerumunan, namun
dengan kesungguhan, kreativitas dan improvisasi tiada henti boleh jadi
ia yang akan dikerumuni. Dan, tentu saja, ia akan menjadikan segala
sumberdaya yang melekat pada dirinya sebagai modal yang melengkapi
modal awal yang telah ia miliki, yaitu reputasi. Catatannya lagi, semua
yang ia lakukan adalah dalam kerangka meraih bisnis yang penuh
‘berkat’ dan berkah, karena sukses yang ingin ia raih adalah sukses
sejati dunia akhirat. Insya Allah.
Impian dari seorang Pengusaha Nan Sukses untuk menjadi saluran
berkah bagi orang-orang di luaran sana, yakni sukses berjamaah dunia
akhirat. Sebab surga terlalu luas untuk dihuni sendiri.
Saling percayalah, lalu pejamkan mata... itu lebih baik daripada memilih memejamkan mata selamanya
Apa jadinya kalau kepercayaan itu hilang? Wallahu a'lam.
Dikutip dari bukuMenggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani