
Dokumen itu berupa pesan kabel diplomatik yang dikirim oleh Duta
Besar AS di Dublin--ibukota Irlandia-- James Kenny pada Juli 2006, ke
Menteri Luar Negeri AS saat itu Condoleezza Rice. Dari pesan itu
diketahui bahwa pemerintah AS meminta kedutaan besarnya di Dublin untuk
memantau aktivitas organisasi-organisasi Musli, seperti European Council
for Fatwa and Research (ECFR) yang berkantor pusat di Masjid Clonskeagh
dan Islamic Cultural Center Irlandia (ICCI) yang diketuai oleh Imam
Hussein Halawa.
Pemerintah AS ingin tahu apakah dua organisasi Muslim yang posisinya
cukup kuat dan berpengaruh di Eropa itu melakukan kegiatan yang mengarah
pada upaya untuk menerapkan syariah Islam di Eropa, yang menurut AS
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.
AS mencurigai Masjid "Tora Bora"--sebuah masjid kecil di South
Circular Road, Dublin--sebagai sarang para jihadis dari Afghanistan dan
Bosnia.
Dalam pesan kabelnya, Duta Besar James Kenny menyampaikan pada
pemerintahnya bahwa ECFR bukan lembaga yang kegiatannya untuk menarik
orang agar masuk agama Islam, tapi semacam lembaga yang memiliki
otoritas untuk memberi pengarahan bagaimana Muslim yang tinggal di Eropa
menginterpretasikan hukum Islam. Kenny juga menyampaikan bahwa kedubes
AS di Dublin sering meminta pandangan pada pemuka komunitas Muslim dan
pada para wartawan tentang sosok Halawa, ketua ICCI dan Syaikh Yusuf
Qardhawi yang memimpin ECFR.
Kedua tokoh Muslim itu dicurigai sebagai kepanjangan tangan dari
organisasi Ikhawanul Muslimin di Mesir. Tapi dalam pesan kabelnya, Kenny
menyatakan meragukan tudingan itu, meski seorang wartawan yang tidak
disebutkan identitasnya menyampaikan pada kedubes AS bahwa gerakan
Ikhwanul Muslimin di Irlandia lebih kuat dari gerakan organisasi itu di
negara lainnya di dunia. Wartawan itu juga mengatakan bahwa Qardhawi
"menerapkan gerakan Islam di Irlandia"
Dalam pesan kabel pada pemerintahnya, Kenny menyampaikan
kecurigaannya pada Masjid Blackpitts di selatan Dublin, yang diduga
menjadi tempat berkumpulnya muslim radikal dari komunitas Muslim asal
Pakistan.
Dokumen rahasia yang dipublikasikan Wikileaks juga mengungkap
komunikasi antara pemerintah AS dan kedubesnya di Eropa dan Timur
Tengah. Dari komunikasi itu diketahui bahwa pemerintah AS meminta
informasi dari kedubesnya di Irlandia tentang orang-orang pluralis,
kelompok dan individu yang dinilai toleran. AS juga meminta informasi
tentang tokoh-tokoh Muslim di yang bisa diajak kerjasama untuk
menyebarkan pesan pro-AS di kalangan Muslim Irlandia.