Hal Misterius Apa Yang Membuat Gempa Jepang Sedahsyat Itu?

Written By Juhernaidi on Jumat, 18 Maret 2011 | 10:22:00 AM

Gambar ilustrasi Tsunami. (Foto: prageral.com)
TOKYO-  Para ilmuwan khususnya pakar kegempaan di berbagai belahan dunia masih terus menganalisis pemicu gempa dahsyat berkekuatan 9 yang mengguncang Jepang, Jumat (11/3/2011). Gempa dengan kekuatan sebesar itu memang jauh di atas prediksi para ahli. Sepanjang sejarah pencatatan gempa secara intensif, gempa tersebut merupakan yang paling kuat. Gempa dengan kekuatan yang hampir setara terakhir terjadi lebih dari 1.000 tahun lalu, yakni gempa pada tahun 869 yang diperkirakan berkekuatan 8,4 skala Richter.
Temuan awal Lembaga Vulkanologi dan Geofisika Italia atau Italy's National Institute of Geophysics and Volcanolog (INGV) menunjukkan bahwa gempa  yang terjadi di Jepang,  mengakibatkan pergerseran sumbu Bumi sekitar 25 sentimeter dari posisi sebelumnya.
Bahkan, Gempa tersebut juga menyebabkan distribusi massa di Bumi berubah karena pergerakan lempeng dan runtuhnya batuan di kulit Bumi. Hal tersebut berpengaruh terhadap kecepatan rotasi bumi menjadi sedikit lebih cepat dan manusia mengalami hari yang lebih singkat.
"Dengan berubahnya distribusi massa di Bumi, gempa Jepang mengakibatkan Bumi berotasi lebih cepat, mempersingkat hari sebanyak 1,8 mikrodetik," kata Richard Gross, geofisikawan di Laboratorium Propulsi Jet milik NASA di Pasadena
Inilah yang membuat para pakar masih terus penasaran kenapa gempa tersebut bisa sebesar itu?
Professor Yugi Yaji dari Universitas Tsukuba berpendapat, gempa yang diberi nama resmi gempa Tohoku-Chiho Taiheiyo-Oki terjadi akibat pergerakan di beberapa area sekitar sumber energi gempa (focal point) secara bersama-sama. Menurutnya, hal tersebut yang mungkin bisa menimbulkan kekuatan gempa yang hanya bisa terjadi tiap sekitar 1.000 tahun sekali.
Gempa tersebut terjadi di zona subduksi atau pertemuan lempeng akibat dipicu pergerakan Lempeng Pasifik yang mendesak Lempeng Amerika Utara. Lempeng Pasifik yang tak kuat menahan desakan tersebut akhirnya roboh.
"Bagian yang runtuh sepanjang 500 kilometer dan selebar 100 kilometer jatuh hingga setinggi 8 meter. Beberapa area di Prefektur Fukushima sangat tegang, bisa diduga bahwa beberapa wilayah bergerak bersamaan," katanya.
Yaji mengatakan, gempa akibat mekanisme ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Gempa Cile yang terjadi pada tahun 1960 dan gempa Sumatera yang terjadi 26 Desember 2004 juga disebabkan oleh mekanisme serupa.
Para ahli sendiri sebenarnya telah memperkirakan gempa dahsyat akan terjadi di wilayah sekitar zona tersebut, namun diperkirakan hanya berkekuatan 7,5-8 skala Richter. Namun, gempa yang terjadi Jumat kemarin ternyata lebih besar dengan energi seismik 90 kali lebih besar dari perkiraan. Energi seismik yang dilepaskan dalam gempa tersebut 180 kali lebih besar dari gempa besar Hanshim yang menghancurkan Kobe tahun 1995 dan menimbulkan korban jiwa 6.000 orang.
Takashi Furumura, profesor dari Universitas Tokyo, mengatakan, gempa Jumat kemarin bisa jadi gempa maksimum yang mengguncang Jepang. Gempa tersebut mungkin didorong gempa bermagnitude 7,2 yang mengguncang Miyagi Agustus 2005 lalu. Sebab berdekatan dengan pusat gempa tersebut adalah pusat gempa Miyagi.
Para pakar kegempaan Jepang kini pun masih terus memantau dampah gempa raksasa tersebut. Meski diperkirakan tak akan muncul gempa sebesar itu lagi dalam waktu dekat, perubahan struktur lempeng tersebut dapat mengaktifkan patahan-patahan di sekitarnya dan memicu gempa berikutnya. Tak hanya gempa susulan, tapi juga gempa di daratan.

Simulasi Jangka Sorong