"Sampai
saat ini, kami mendapati salah satu stasiun GPS kami bergeser (2,4
meter), kami juga melihat peta dari GSI (Geospatial Information
Authority) di Jepang, memperlihatkan perubahan pola di lokasi yang luas,
sama dengan perubahan massa daratan," ujar Kenneth Hudnut, ahli
geofisika dari badan Survey Geologi Amerika Serikat (USGS), diberitakanr
dari laman CNN.
Bahkan, Temuan awal Lembaga Vulkanologi dan Geofisika Italia atau
Italy's National Institute of Geophysics and
Volcanolog (INGV)menunjukkan bahwa gempa bermagnitude 9 yang terjadi di
Jepang, mengakibatkan pergerseran poros Bumi sekitar 25 sentimeter.
Kenapa bisa bergeser dan apakah pergeseran ini berpengaruh terhadap
kondisi Bumi di masa depan? Menanggapi temuan ini, beberapa pakar pun
meyakinkan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang normal dan tidak
perlu dikhawatirkan.
"Dua puluh lima cm itu tampak besar kalau terlihat pada penggaris.
Namun, kalau Anda melihat pada skala Bumi keseluruhan, itu pastinya
sangat kecil," kata geolog Universitas Torronto, Andrew Miall, seperti
diberitakan web National Post Kanada. Berpengaruh pasti, namun,
menurutnya, tidak akan terlalu dirasakan. Ia mengibaratkan perubahan
satu detik dalam 24 jam.
Pendapat yang sama dikatakan ahli astrofisika asal Indonesia yang
bekerja di Max Planck Institute for Astronomy, Johny Setiawan. Ia
mengatakan, poros Bumi memang tidak stabil. Pergeseran poros Bumi,
menurutnya, memang sesuatu yang normal terjadi.
"Bumi, kan, bagian luarnya terdiri dari lempengan-lempengan. Kalau
lempengannya bergeser, porosnya juga bergeser karena distribusi materi
dan titik beratnya juga bergeser," katanya.
Ia menjelaskan, fenomena tersebut mungkin dapat diumpamakan Bumi
tampak seperti gasing yang berputar dan kadang porosnya berubah setiap
waktu. Gerak perubahan poros Bumi disebut Gerak Presesi dan beberapa
penyebabnya adalah gravitasi Bulan dan Matahari. Secara kebetulan, bulan
saat ini juga sedang bergerak ke posisi perigee atau jarak terdekat
dengan Bumi yang akan terjadi 16 Maret 2011 nanti sehingga distribusi
massa di permukaan Bumi juga akan berubah.
Tak hanya itu, Gempa di Jepang juga menyebabkan distribusi massa di
Bumi berubah karena pergerakan lempeng dan runtuhnya batuan di kulit
Bumi. Hal tersebut berpengaruh terhadap kecepatan rotasi bumi menjadi
sedikit lebih cepat dan manusia mengalami hari yang lebih singkat.
"Dengan berubahnya distribusi massa di Bumi, gempa Jepang
mengakibatkan Bumi berotasi lebih cepat, mempersingkat hari sebanyak 1,8
mikrodetik," kata Richard Gross, geofisikawan di Laboratorium Propulsi
Jet milik NASA di Pasadena, AS, seperti dilansir Space.com. Analisi
sebelumnya gempa tersebut hanya berpengaruh mempercepat rotasi 1,6
mikrodetik, namun data terakhir menunjukkan kalau kekuatannya lebih
besar.
Namun, pengaruh tersebut jauh lebih kecil ketimbang variasi tahunan
lama rotasi Bumi. Panjang satu hari atau waktu rotasi Bumi adalah 24 jam
atau 86.400 detik. Panjang hari selama ini bervariasi sekitar 1000
mikrodetik bergantung pada variasi musim distribusi massa Bumi.
Perubahan waktu rotasi akibat gempa seperti kali ini bukanlah yang
pertama terjadi. Gempa Aceh tahun 2004 misalnya, mempersingkat hari
sebanyak 6,8 mikrodetik. Sementara gempa di Chile mempersingkat hari
sebanyak 1,26 mikrodetik.
Gross mengungkapkan, perubahan ini belum selesai. Gempa susulan juga
bisa mengubah waktu rotasi. "Gempa susulan juga bisa mengubah waktu
rotasi. Namun karena kekuatan gempa susulan lebih kecil, pengaruhnya
juga lebih kecil," jelasnya.
Secara teori, Gross mengungkapkan, apapun yang berdampak pada
distribusi massa Bumi akan berdampak pada rotasi. Gempa dilaporkan
mempercepat sedikit gerakan rotasi bumi yang biasanya sekitar 1.604
km/jam.
Meski demikian, ahli astrofisika dari Indonesia yang bekerja di Max
Planck Institute for Astronomy, Johny Setiawan, tak terlalu yakin dengan
pendapat itu. Menurutnya, panjang pendeknya hari hanya bisa terjadi
bila ada efek dari luar bumi.
"Kalau Bumi kejatuhan asteroid sehingga massanya bertambah, pasti
akan berubah panjang pendeknya hari," lanjutnya. Menurutnya, jika massa
bumi tetap sama maka harusnya kecepatan rotasi dan lamanya rotasi juga
akan tetap sama.