MUNCULNYA banyak masalah
berkaitan dengan siswa sekolah di Tanah Air, tidak lepas dari kurangnya
pembinaan karakter anak di sekolah. Seperti kasus video porno, NII, dan
narkoba.
Berkaitan dengan pemecahan masalah, maka perlu segera diaplikasikan
kurikulum berbasis karakter (KBK) seperti saran Menteri Pendidikan
Nasional pada Peringatan Hardiknas lalu. Dalam metode KBK, sekolah harus
bisa menerapkan langkah-langkah konkret dalam membuat silabus perpaduan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kurikulum berbasis karakter
(KTSP-KBK).
KTSP-KBK adanya pelajaran yang dapat memberikan penjelasan kepada siswa
untuk memahami maksud ilmu pengetahuan itu disampaikan. Lalu dikaitkan
dengan pembentukan karakter anak. Sebagai contoh pelajaran Biologi
tentang tumbuhan dikaitkan dengan karakter anak agar dapat melestarikan
lingkungan.
Pupuk Semangat
Bila dipadukan dengan makna Hari Pendidikan Nasional dan Hari
Kebangkitan Nasional, sudah jelas pengembangan pendidikan di sekolah
sesuai dengan ajaran Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro. Dari
sisi Hari Kebangkitan Nasional, pengembangan pendidikan harus mampu
memupuk semangat anak untuk membangun negeri dan cinta Tanah Air.
Konsep yang disampaikan Departeman Pendidikan Nasional bisa dilakukan
dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut. (1) Membentuk
team-work serta menetapkan grand design KBK. (2) Keputusan itu diperluas
dengan diketahui serta melibatkan seluruh stakeholder sekolah. (3)
Mengadakan coaching pengembangan silabus KTSP+ KKM dengan meminta saran
dan menghadirkan pakar-pakar terkait. (4) Menetapkan target dan skala
prioritas, seperti menumbuhkan rasa bangga dan bela negara di setiap
awal pelajaran di kelas.
Adapun pemantapan atas pelaksanaan KBK dimulai pada tahun ajaran
2011-2012. Diharapkan upaya yang mulai kami lakukan tersebut dapat
menyumbangkan pengetahuan dalam membentuk karakter pendidikan anak di
sekolah dan lingkungan pergaulan mereka.
Sekolah bukan hanya tempat belajar mencari ilmu, tetapi ilmu harus dapat
diterapkan dengan benar oleh anak, seperti harapan orang tua dan guru.
Semoga tidak ada lagi kenakalan anak didik yang kebablasan, sehingga
mencoreng citra pendidikan Indonesia.