ANKARA – Penggeledahan yang dilakukan polisi terhadap rumah dan kendaraan dua personel militer yang ditahan pada hari Sabtu dengan tuduhan merencanakan pembunuhan terhadap Wakil Perdana Menteri Bülent Arınç mengungkap bahwa keduanya telah berencana untuk membunuh sejumlah politisi papan atas dan menteri.
Di antara banyak target mereka itu ada Presiden Abdullah Gul, Perdana
Menteri Recep Tayyip Erdogan, dan Juru Bicara Parlemen Mehmet Ali
Sahin. Kebanyakan pengamat mengatakan bahwa pembunuhan berencana itu
ditujukan untuk menciptakan kekacauan di dalam negeri.
Dua anggota Komando Pasukan Khusus, Mayor Ibrahim G. dan Kolonel
Erkan Yilmaz B., ditahan pada Sabtu malam waktu setempat atas kecurigaan
merencanakan pembunuhan terhadap Arınç. Kedua personel itu ditugaskan
kepada Staf Jenderal. Tim kepolisian menemukan selembar kertas di salah
satu kendaraan dari dua
personel militer itu yang berisi alamat Arınç. Tim kemudian melakukan
penggeledahan ke rumah para tersangka dan menemukan beberapa peta yang
menunjukkan rumah sejumlah pejabat pemerintah dan menteri. Sebuah
dokumen menunjukkan bahwa Arınç telah diawasi oleh keduanya sejak bulan
Maret 2009. Beberapa halaman berisi sketsa yang digambar tangan
menunjukkan alamat Gul, Erdogan, dan Sahin juga ditemukan dalam
penggeledahan itu. Sketsa-sketsa itu dikirim ke departemen forensik
Kepolisian Ankara untuk dianalisis siapa yang menggambarnya.
Polisi juga menyita sebuah kartu pers palsu milik sang kolonel dalam
penggeledahan itu. Jaksa penuntut kini sedang menyelidiki untuk tujuan
apa kolonel berencana menggunakan kartu tersebut.
Kedua personel militer itu dibebaskan setelah interogasi oleh
penuntut militer pada hari Selasa. Kantor Penuntut Publik Ankara kini
memeriksa kemungkinan kaitan antara keduanya dengan jaringan-jaringan
rahasia, termasuk Ergenekon dan Atabeyler.
Ergenekon adalah sebuah kelompok rahasia yang dicurigai berusaha
menggulingkan pemerintahan Partai Pembangunan dan Keadilan (AK Party).
Atabeyler adalah sebuah geng yang rencananya untuk membunuh Erdogan
terungkap di tahun 2007.
Sebuah pemeriksaan terhadap rekaman video dari kamera keamanan di
rumah Arınç memperlihatkan bahwa sang mayor dan kolonel itu telah
mengeklporasi lingkungan tersebut beberapa kali dengan kendaraan yang
mereka sewa dari perusahaan persewaan mobil swasta.
Ketika polisi pertama kali menerima informasi di awal Desember dari
orang tak dikenal bahwa sebuah rencana untuk membunuh Arınç akan
dilaksanakan, mereka segera fokus pada kelompok-kelompok sayap kiri
sebagai kemungkinan dalang rencana tersebut.
Polisi yakin itu adalah bagian dari serangkaian serangan berencana
pada hari peringatan operasi Hayata Dönüş di tahun 2000 yang dilakukan
untuk mengakhiri mogok makan oleh tahanan di 20 penjara di seluruh
penjuru negeri. Tiga puluh dua tahanan tewas dan ratusan lainnya terluka
dalam operasi di mana 10.000 personel keamanan turut berpartisipasi.
Arınç, yang merupakan juru bicara parlemen saat itu, memberikan
Medali Pengabdian Agung kepada anggota Dewan Agung Hakim dan Jaksa
Penuntut (HSYK) Ali Suat Ertosun atas performanya dalam operasi
tersebut. Ertosun saat itu adalah kepala Direktorat Jenderal Penjara dan
Pusat Penahanan.
Kelompok kiri menuduh Arınç menghargai pembunuhan yang terjadi di
dalam penjara selama operasi itu dengan memberikan penghargaan medali
pada Ertosun.
Sementara itu, kepolisian Ankara telah meminta rekaman percakapan
telepon Ibrahim G. dan Erkan Yilmaz B. ke Direktoran Telekomunikasi
(TIB). Polisi yakin rekaman itu dapat memberikan informasi mengenai
hubungan antara keduanya dengan organisasi rahasia.
Arınç menyatakan bahwa ia berencana untuk membahas rencana pembunuhan
itu dengan anggota Dewan Keamanan Nasional (MGK) dalam pertemuan mereka
berikutnya, tanggal 28 Desember.
Ia juga mengatakan bahwa ia telah membahas persoalan itu dengan
Perdana Menteri Erdogan, Menteri Dalam Negeri Beşir Atalay dan Kepala
Polisi Ankara Orhan Özdemir. "Saya menonton rekaman video dari kamera
keamanan. Saya juga melihat dokumen-dokumen lain. Mereka memberitahu
saya bahwa tim kontraterorisme dari Departemen Kepolisian Ankara
langsung bergerak ketika menerima informasi tentang rencana pembunuhan
itu," ujar sang wakil perdana menteri.
Ketika ditanya mengapa ia dipilih untuk menjadi target pembunuhan,
Arınç menjawab, "Saya memiliki komentar pribadi akan hal itu, namun
tidak tepat untuk membaginya dengan publik saat ini. Namun, dapat saya
katakan bahwa kami selalu mendapat ancaman."
Mantan Menteri Kehakiman Hikmet Sami Türk mengklaim bahwa rencana
terhadap Arınç ditujukan untuk menciptakan kekacauan di dalam negeri.
"Beberapa lingkaran di negara ini, sayangnya, melakukan kekerasan dan
berharap dapat mewujudkan tujuan mereka melalui aksi teror," ujarnya.