EROPA - Perang melawan teror menimbulkan terorisme baru dalam masalah hak asasi manusia. Komisi Hak Asasi Uni Eropa menyatakan, kampanye 'perang melawan teror' justeru menyebabkan banya orang tak berdosa dilecehkan dan dilanggar hak-haknya.
"Bukan hanya terorisme, tapi reaksi kita terhadap terosime juga menimbulkan ancaman yang panjang
dan sudah berurat akar terhadap perlindungan hak asasi manusia," kata Komisaris Dewan HAM Eropa, Thomas Hammarberg.
Ia menambahkan, perang melawan teror juga telah melanggar hal-hal
yang bersifat pribadi bagi setiap orang. Kebijakan memata-matai orang
yang diberlakukan secara pukul rata, kata Hammarvberg, menimbulkan
persoalan demokrasi yang serius. Kebijakan pengumpulan data untuk
keperluan perang melawan teror telah membukan seluruh kehidupan pribadi
orang lain, mulai dari kehidupan keluarga, budaya, agama, afiliasi
politik, kondisi keuangan sampai laporan kesehatan.
"Di satu sisi, negara harus melindungi rakyatnya terhadap ancaman
terosime. Di sisi lain, mereka juga harus melindungi hak-hak dasar
setiap individu, termasuk orang yang dicurigai atau didakwa melakukan
kegiatan terorisme," tukas Hammarberg.
Ia menegaskan, dalam upaya memberantas terorisme dan kejahatan
kemanusiaan, standar-standar dan prinsip perlindungan terhadap hak asasi
manusia tidak boleh diabaikan, tapi harus ditegakkan.
"Terorisme memang harus dilawan, tapi dengan tidak mengorbankan perlindungan terhadap HAM," tandas Hammarberg.