LOS ANGELES – FBI berencana untuk melanjutkan menggunakan informan untuk memantau Masjid-Masjid di Amerika kendatipun terdapat kecaman-kecaman kuat atas program-program yang dilancarkan tahun ini oleh pemimpin-pemimpin Muslim di Orange County.
The Times mengungkap pada tahun ini bahwa seorang informan FBI
membutuhkan agen-agen untuk memantau gedung olahraga diseluruh Orange
County untuk mengumpulkan keterangan-keterangan dari para anggota
beberapa Masjid lokal. Beberapa pemimpin Muslim mengutuk tindakan FBI
tersebut.
Direktur FBI Robert Mueller pada Senin lalu mempertahankan penggunaan agensi dari para informan diantara Masjid-Masjid AS.
Komentar Mueller datang beberapa hari setelah sebuah organisasi
Muslim Michigan meminta Departemen Kehakiman untuk menyelidiki
keluhan-keluhan dimana FBI meminta yang setia untuk memata-matai para
pemimpin dan jamaah Islam. Kegelisahan yang sama mengikuti pengungkapan
lebih awal pada tahun ini bahwa FBI telah menanmkan seorang mata-mata di
masjid-masjid Kalifornia Selatan.
"Kami tidak menyelidiki tempat-tempat, kami menyelidiki individu
perseorangan," Mueller mengatakan pada Associated Press. "Pada taraf
bahwa kemungkinan terdapat bukti atau informasi lain dari tindakan
kriminal, kemudian kami akan … menjalankan penyelidikan tersebut. Kami
akan melanjutkan untuk melakukannya."
Ia menyebut hubungan dengan Muslim AS "sangat baik," tetapi membenarkan perselisihan tanpa menyediakan secara spesifik.
Dewan Organisasi Islam Michigan mengirim sebuah surat pada Jaksa
Agung Eric Holder setelah beberapa Masjid dan kelompok lain melaporkan
anggota dari komunitas tersebut telah diminta untuk memantau orang-orang
yang datang ke Masjid dan donasi yang mereka buat. Kantor FBI Detroit
telah menyangkal tuduhan tersebut.
Dalam kasus Kalifornia, informasi tentang siapa yang memata-matai
Pusat Islam Irvine muncul pada sebuah penahanan sidang pendapat untuk
seorang saudara ipar dari pengawal Osama bin Laden, seorang asli
Afganistan dan secara alami menjadi warga AS dengan nama Amadullah Niazi
yang dituduh berbohong atas kewarganegaraan dan pendaftaran pasportnya
tentang ikatan terorisme.
Pada April, seorang informan, Craig Monteilh mengatakan pada The
Times bahwa ia berlagak sebagai seorang yang baru saja memeluk Islam –
atas permintaan FBI untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang
mungkin membantu untuk menyelidiki Muslim AS.
Monteilh mengatakan bahwa ia diperintahkan untuk membujuk
angota-anggota Masjid untuk berlatih dengannya di gedung olah raga
setempat. Ia mengatakan, agen FBI kemudian akan mengambil rekaman gambar
dari kamera keamanan gedung olah raga tersebut dan meminta ia untuk
mengidentifikasi orang-orang pada rekaman kamera keamanan tersebut dan
untuk menyediakan informasi tambahan tentang mereka. Ia diberitahu bahwa
agen-agen tersebut kemudian melakukan pemeriksaan latar belakang pada
para pria tersebut, mencari apa pun yang dapat digunakan untuk menekan
mereka untuk menjadi informan.
Pengungkapan dari taktik FBI tersebut membuat geram beberapa
komunitas Muslim di Orange County, yang telah meminta pemerintahan Obama
untuk menghentikan tindakan tersebut.
Mueller mengatakan pada para reporter pada hari Senin di Los Angeles
bahwa "jumlah mayoritas kelompok Muslim dan Muslim-Amerika yang besar
sama-sama memiliki rasa patriotik sebagaimana dengan orang lain di
negara tersebut. Mereka telah berkontribusi banyak sekali pada keamanan
AS."
Tuduhan "arogan semata"
Pemimpin Muslim setempat mengatakan bahwa mereka telah mencurigai
setidaknya sejak 2006 bahwa FBI berusaha untuk menyusupi organisasi
Muslim di daerah tersebut.
"Sejarah membantah pernyataan Mueller, setidaknya di Kalifornia
Selatan," Shakeel Syed, eksekutif Dewan Shura Islam Kalifornia Selatan,
mengatakan.
"Hal ini tidak meredakan apa pun. Hanya melanjutkan untuk
menunujukkan kesombongan semata yang ditunjukkan noleh biro tersebut
dalam memeluk anggota komunitas Muslim, ustadz, masjid-masjid, sebagai
para tersangka," Syed mengatakan. Ia berada diantara pemimpin-pemimpin
komunitas di pengadilan mencari rekaman-rekaman pengawasan pemerintah.
Agen-agen FBI dan para penuntut mengatakan bahwa memata-matai masjid
merupakan satu dari senjata terbaik untuk membuka kedok pengintaian
teroris atau ancaman-ancaman keamanan nasional, tetapi FBI telah
mengajukan sebua isu yang secara politik dan legal menimbulkan
perselisihan dengan Muslim yang melihat mereka sendiri sebagai dengan
tidak adil dipantau.
"FBI harus melakukan apa yang harus mereka lakukan, tentunya," Syed
mengatakan. Tetapi agensi "mencoba untuk menghasut dan menipu" warga
yang patuh pada hukum.
Mueller juga mengatakan bahwa akan tidak terdapat perubahan di prioritas FBI dalam pemerintahan yang baru.
"Saya tidak akan mengharap bahwa kami akan dalam cara apa pun
mengangkat kaki kami dari pijakan pembahasan memerangi terorisme," ia
mengatakan.
"Pengharapan saya adalah kami akan melihat sebuah tanda dalam hal
sumber-sumber yang dicurahkan terhadap tanggung jawab kriminal domestik,
tetapi kami tidak akan … mengendurkan tanggung jawab kami ketika
menyangkut melawan terorisme atau melawan dinas rahasia," ia
menambahkan.
Pada Mei, FBI menahan empat para pejuang di kota New York setelah
ke-empat orang tersebut membeli apa yang mereka kirabahan-bahan peledak
dan sebuah alat roket yang digunakan untuk meledakkan dua synagog dan
menembak jatuh sebuah pesawat di dekat pangkalan National Guard.
Sel tersebut telah berada di bawah pengawasan selama satu tahun dan
membeli bahan peledak palsu dan roket palsu dari agen-agen FBI. Para
pria tersebut berencana untuk menempatkan yang dikiranya bom tersebut di
depam Kuil Riverdale di Bronx dan di bawah tempat parkir mobil, begitu
juga untuk meledakkan Pusat Yahudi Riverdale.