Masyarakat Indonesia
belum memanfaatkan media Internet untuk hal-hal yang produktif dan lebih
banyak menghabiskan waktu hanya untuk game dan media sosial seperti
Facebook dan Twitter, demikian yang dikatakan Menteri Komunikasi dan
Informatika Tifatul Sembiring ketika membuka pameran Indonesia
International Communication Expo 2011 & Conference di Jakarta
Convention Center, Rabu (8/6/2011).
Padahal, sebagai media yang menjadi lalu lintas informasi tanpa
batas, Internet bisa dimanfaatkan untuk mencari bahan penelitian maupun
untuk pelajaran. Oleh karena itu, Tifatul meminta operator di Indonesia
untuk menyediakan layanan konten yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan
negara sebagaimana yang tertera dalam pembukaan UUD 1945.
Dia juga menegaskan para operator untuk memperhatikan konten-konten
lokal yang sekarang berkembang dan menyerap tenaga-tenaga lokal di
Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Tifatul juga memaparkan road map teknologi di
Indonesia. Diungkapkan bahwa pada 2012, pemerintah mencanangkan
Indonesia terhubung dari Sabang sampai Mearuke. Tahun 2014 pemerintah
mencanangkan Indonesia Informatif dimana masyarakat Indonesia sadar akan
informasi dari kalangan elit hingga masyarakat bawah.
“Harapan dari Indonesia Informatif yaitu menciptakan masyarakat yang rasional tidak mudah terprovokasi,” katanya.
Pada 2015, Indonesia Broadband dan 2018 Indonesia Digital.
“Pada 2018 nanti, tidak ada lagi TV analog, semuanya serba digital,” kata Tifatul menambahkan.
Selain itu Tifatul juga menegaskan bahwa ajang Indonesia
International Communication Expo & Conference (ICC) 2011 yang rutin
digelar sejak 2004 dituntut dapat berkontribusi pada kebijakan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke masa depan.
Ia mengatakan, pihaknya menyambut baik gelaran yang diselenggarakan
mulai 9-12 Juni 2011 di Jakarta Convention Center (JCC) tersebut. ICC
2011 dirangkai dengan berbagai kegiatan, salah satunya diskusi panel
bertajuk “Mobile Broadband for Indonesia`s Socio Economic Developement”.
ICC merupakan perluasan dari ajang pameran Indonesia Celullar Show (ICS) yang telah rutin digelar sejak 2004.
Menurut Tifatul, ajang tersebut dapat mendorong masyarakat dan
pelaku industri untuk lebih mengenal dan menjangkau lebih dekat
teknologi dalam kehidupan mereka.
Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan industri telekomunikasi bergerak (mobile)
yang paling pesat. Terlebih lagi dengan semakin terjangkaunya harga
perangkat telekomunikasi ditunjang dengan semakin berkembangnya
pengembang konten dan aplikasi, maka mobile broadband diharapkan akan kian berkembang di Tanah Air.
Industri mobile broadband diproyeksikan memiliki potensi untuk mendongkrak product domestik bruto (PDB) Indonesia hingga 1,57 persen pada 2015.
Oleh karena itu, Tifatul berupaya mendorong agar industri TIK di
Tanah Air semakin maju agar memberikan kontribusi yang lebih dominan
dalam perekonomian bangsa.
Semoga juga dengan pesatnya kemajuan teknologi tersebut bisa
dimanfaatkan juga secara positif terutama dalam rangka upaya ‘menuju
Isdonesia lebih Islami’. Sehingga tidak hanya bermanfaat mendongkrak
perkonomian dan intelektual bangsa, tetapi juga meningkatkan kualitas
aqidah dan ahklak bangsa yang makin lama makin terkikis oleh
liberalisasi.