BANJARMASIN - Pada pembukaan
Seleksi Tilawatil Quran Nasional (STQN) XXI di Banjarmasin, Sabtu
(4/6/2011), Menteri Agama Suryadharma Ali mencanangkan “Gerakan Maghrib
Mengaji” atau disingkat “Gemar Mengaji”.
Menag mengungkapkan, ajakan untuk Gemar Mengaji merupakan salah
satu langkah untuk menciptakan generasi muda agar mencintai Al Quran dan
nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Langkah tersebut
diyakini akan mampu menciptakan generasi yang penuh kasih sayang, hormat
menghormati, berbudi pekerti tinggi sebagaimana nilai-nilai yang
diajarkan dalam Al Quran.
Terlebih di arus globalisasi dan liberalisasi yang dengan derasnya
memasuki dan mempengaruhi pemikiran para generasi muda melalui berbagai
penjuru. Maka dengan terus meningkatkan dan mengajarkan nilai-nilai
Alquran diharapkan akan mampu menjadi salah satu panangkal masuknya
beberapa pemahaman yang bertentangan dengan nilai dan norma agama maupun
sosial.
“Untuk itu saya berharap STQ bisa dilakukan secara berkesinambungan
oleh pemerintah, masyarakat, sekolah dan lainnya, terutama LPTQ yang
memangku kewenangan cukup penting,” katanya.
Menag menilai hal tersebut penting untuk dilakukan karena saat ini
kemajuan teknologi dan informasi memiliki kecenderungan untuk
mempengaruhi generasi muda menjadi materialisti dan instan. Banyak
generasi muda cenderung ingin sukses secara singkat tanpa menghargai
proses, sehingga yang terjadi adalah generasi yang kurang memiliki
ketahanan mental sebagaimana yang diharapkan.
Sehingga pendidikan berbasis Alquran harus terus dikembangkan dan
didukung oleh seluruh pemangku jabatan terkait. Selain itu STQ juga
merupakan salah satu wadah pengkaderan qori dan qoriah, secara alami dan
terus menerus oleh LPPTQ. Menag menekankan agar pengkaderan tidak hanya
dilakukan menjelang STQ.
Disinilah peran negara dalam membuat aturan agar nilai-nilai Al
Qur’an tidak hanya dijadikan sebagai ‘objek lomba’ dan ‘alat praktek
klenik’. Al Quran bahkan mengandung aturan-aturan yang wajib dijadikan
rujukan dalam membuat undang-undang.