Gentar, Israel Sebut Roket Hizbullah Meningkat Pesat

Written By Juhernaidi on Sabtu, 04 Juni 2011 | 9:21:00 AM

Israel mengklaim bahwa jumlah persenjataan yang dimiliki Hizbullah semakin meningkat (Berita SuaraMedia)
TEL AVIV  - Gabi Ashkenazi, Kepala Staf Militer Israel, menyatakan saat rapat dengan Panitia Knesset pada hari Selasa, Hizbullah yang berbasis di Libanon memiliki lebih banyak roket dan kekuatan militer dibanding sebelum perang Libanon kedua.
Ashkenazi menyatakan bahwa Hizbullah juga meningkatkan kekuatannya di selatan dari Sungai Barzanji, tetapi menambahkan bahwa partai tersebut menghadapi beberapa kesulitan karena kehadiran pasukan dari UNIFIL.

Dia juga mengatakan, saat ini, Hizbullah juga memiliki lebih banyak roket  jarak jauh dan amunisi daripada sebelum perang.

"Hizbullah secara diam-diam meningkatkan kekuatannya di selatan dari Sungai Litani, tetapi keberadaan UNIFIL membuat mereka mengalami kesulitan. Sekarang mereka telah memiliki lebih banyak roket dan amunisi dibandingkan sebelum Perang Libanon Kedua." Ujar Askenazi.

Ashkenazi percaya bahwa Hizbullah sedang mencari pembalasan dendam atas pembunuhan komandan seniornya, Imad Mughaniyya, yang mana telah dibunuh oleh Israel di Damaskus tahun lalu.

"Hizbullah masih merencanakan balasan atas kematian Imad Mughniyeh."

Kepala militer tersebut mengatakan Pilkada mendatang di Libanon akan sangat menarik.

"yang menarik di antara kampanye pemilu Lebanon mendatang adalah persaingan antara poros radikal dan moderat. Konfrontasi ini akan menentukan arah yang akan dihadapi Lebanon, dan mungkin akan jatuh ke radikal."

Merujuk ke Iran dan apa yang disebut Israel sebagai "Ancaman Nuklir Iran", Ashkenazi mengatakan bahwa ada semacam dialog antara Iran dan Amerika Serikat, tetapi menambahkan bahwa sanksi terhadap Republik Islam tersebut adalah sangat penting.

Ashkenazi mengatakan, "Saat ini ada sebuah dialog antara Amerika Serikat dan Iran, tapi kami tidak tahu jika pada saat ini akan memunculkan hasil seperti apa. Sebagai kepala staf, kewajiban saya adalah untuk mempersiapkan diri untuk setiap alternatif untuk menangani masalah ini, dan apa yang akan saya lakukan. "

Ia menyatakan bahwa Israel dan beberapa negara Arab memiliki kepentingan yang sama dalam "menghentikan ambisi-ambisi nuklir Iran", dan menambahkan bahwa tekanan ekonomi yang kuat akan mendorong Iran untuk mengubah kebijakan.

"Iran sangat rentan dari sudut ekonomi, dan tekanan dan sanksi terhadap perusahaan Iran akan membuat mereka merevisi kebijakan nuklir-nya."

Namun, dia juga mengatakan bahwa Israel siap untuk setiap skenario yang mungkin dapat dilakukan, termasuk tindakan militer.

Perang Lebanon 2006, dikenal di Libanon sebagai Perang Juli adalah perang yang berlangsung selama 34-hari di Libanon utara dan Israel. Kedua pihak yang berkonflik adalah partai milliter Hizbullah dan pasukan militer Israel. Konflik dimulai pada 12 Juli 2006, dan terus sampai Perserikatan Bangsa-Bangsa-memaksa gencatan senjata yang diberlakukan pada tanggal 14 Agustus 2006.

Konflik tersebut menelan korban lebih dari seribu orang, sebagian besar warga sipil Libanon, menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur sipil Libanon, dan menggiring sekitar satu juta pengungsi Libanon ke luar rumah mereka. 30% dari korban peperangan tersebut adalah anak-anak. Korban tersebut tidak termasuk korban lanjutan yang meninggal dikarenakan terkena ranjau darat yang ditanam Israel di Libanon.
Setelah gencatan senjata, beberapa bagian dari Libanon Selatan tetap tak dapat didiami karena masih terdapat ranjau-ranjau Israel yang masih aktif. Visit Inilah Daftar Para Pejuang Palestina

Simulasi Jangka Sorong