Biden: Rusia Tak Boleh Bersepakat dengan Setan

Written By Juhernaidi on Rabu, 08 Juni 2011 | 8:22:00 AM

Wakil Presiden AS, Joe Biden berbicara di Moscow State University di Moskow, Rusia pada 10 Maret 2011. Kunjungan tersebut mrupakan bagian dari pembicaraan kedua negara mengenai misil pertahanan. (Foto: AP)
MOSKOW  – Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa Rusia terhambat oleh korupsi dan keengganan pemerintah untuk memeluk demokrasi. Biden menambahkan, upaya untuk memodernisasi perekonomian Rusia akan gagal tanpa ada reformasi politik.
Dalam pidato yang disampaikan di Moscow State University dalam kunjungannya selama sepekan di Eropa, Biden mengatakan, "Jangan kompromikan prinsip-prinsip dasar demokrasi, kalian harus memastikan untuk tidak menjalin kesepakatan dengan setan."

Setelah bertemu Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Biden mengaku tidak berkeinginan menggurui Rusia, tapi Biden kemudian menyampaikan pidato yang di dalamnya berisi kritikan terhadap nyaris semua bagian sisetm politik dan hukum di Rusia.

Dalam pidatonya, Biden mengatakan, "Benahi sistem kalian, modernisasi dalam segala bidang adalah hal yang penting."

Biden menambahkan bahwa korupsi di Rusia membuat para investor asing enggan menanamkan modal.

Biden juga membahas mengenai permasalahan dalam investasi bisnis dan menyinggung mengenai kasus Sergei Magnitsky, seorang pengacara yang ditangkap dan meninggal dalam tahanan pada tahun 2009 setelah menuding polisi melakukan korupsi, demikian juga dengan para demonstran yang dihajar dan ditahan tahun lalu saat membela hak berserikat secara damai, dan mengenai Mikhail Khodorkovsky, tokoh oligarki Rusia yang persidangan keduanya atas tuduhan penggelapan dan pencucian uang diwarnai dugaan penyimpangan, demikian diwartakan Telegraph.

Dalam kunjungannya, Biden mengawali upaya "memulai kembali" hubungan AS-Rusia dalam dua tahun terakhir dan membahas masalah keamanan internasional dan sejumlah persoalan yang lebih sensitif, seperti pertumbuhan ekonomi domestik di kedua negara serta reformasi politik di Rusia.

Pada hari Kamis, Biden mengatakan bahwa Washington mendukung keanggotaan Rusia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) karena hal itu akan meningkatkan perdagangan antara kedua negara.

"Hal itu (keanggotaan Rusia di WTO) baik bagi Amerika, dan saya yakin juga lebih baik bagi Rusia untuk menjalin hubungan dagang berdasarkan aturan yang transparan dan dapat diperkirakan," kata Biden dalam pidato di Moscow State University.

Biden memperingatkan bahwa untuk menarik lebih banyak investasi dari AS, Rusia harus memperkuat aturan hukum.

Sebelumnya, Biden bertemu dengan sekelompok aktivis HAM, jurnalis, dan para pemuka agama yang mengatakan Biden meyakinkan mereka bahwa AS akan memperhitungkan catatan demokrasi dan aturan hukum Rusia saat mempertimbangkan pencabutan hukum terkait WTO yang mendiskriminasikan perdagangan Rusia.

"Pada dasarnya, Biden mengatakan bahwa dalam satu hal atau lainnya, keanggotaan Rusia ke WTO bisa bergantung pada  penanganan permasalahan-permasalahan HAM tertentu," kata Oleg Orlov, ketua kelompok HAM ternama, Memorial. Biden tidak segera menanggapi mengenai pertemuan tersebut.

"Dia (Biden) amat menerima ide-ide kami," kata Orlov.

WTO mengharuskan negara-negara anggotanya memperpanjang status perdagangan negaraya yang paling difavoritkan tanpa syarat kepada semua anggota. Tapi, saat ini AS menolak memberikan status itu pada Rusia berdasarkan amandemen Jackson-Vanik, sebuah UU yang diloloskan pada 1974 untuk menekan Uni Soviet agar memperbolehkan emigrasi, utamanya kaum Yahudi.

Biden mengecam rendahnya volume perdagangan antara AS dan Rusia.
"Nilai barang yang melintasi perbatasan AS dengan Kanada dan Meksiko tiap beberapa hari sekali melebihi jumlah perdagangan tahunan kami dengan Rusia," kata Biden. "Kita harus melakukan yang lebih baik, dan saya yakin kita bisa."

Simulasi Jangka Sorong