
"Obama akan menyaksikan iring-iringan peti mati dari tanah
Afghanistan yang dipulangkan ke Amerika," kata Ahamdi sebagaimana
dikutip oleh Kantor Berita AFP.
Pernyataan tersebut semakin menekankan bahwa AS akan menghadapi nasib
yang tidak jauh berbeda dengan pasukan penjajah Uni Soviet yang
terpaksa mengambil langkah seribu karena menelan pil pahit kekalahan
dalam perang di Afghanistan pada tahun 1980an lalu.
"Ini adalah sebuah strategi penjajahan yang hanya bertujuan untuk
mengamankan kepentingan investor Amerika, dan hal itu menunjukkan bahwa
Amerika memiliki rencana-rencana kotor, bukan hanya untuk Afghanistan,
melainkan untuk seluruh kawasan (Asia dan Timur Tengah)," bunyi
pernyataan tersebut.
"Mereka (AS) akan menarik diri dengan penuh rasa malu," kata juru
bicara Taliban tersebut seraya menegaskan kembali kata-katanya. "Mereka
tidak akan mampu mencapai harapan dan tujuan yang mereka canangkan."
Taliban menunjukkan sikapnya berselang satu hari setelah Obama dan para sekutu NATOnya berjanji untuk menerjunkan setidaknya 40.000 orang pasukan tambahan ke Afghanistan untuk mengakhiri delapan tahun konflik berkepanjangan yang melanda negara tersebut.
Sekretaris jenderal NATO mengatakan bahwa negara-negara non-AS akan
memberikan kontribusi setidaknya 6.000 orang pasukan tambahan pada tahun
depan.
Meski sudah tercatat ada 120.000 orang pasukan asing yang tengah
memerangi Taliban di Afghanistan, mereka masih belum mampu mengendalikan
keadaan di negara tersebut.
Taliban digulingkan dari kekuasaannya di Afghanistan menyusul invasi pimpinan AS di negara tersebut pada tahun 2001.
Lebih dari 1,2000 orang pasukan AS telah kehilangan nyawa di
Afghanistan sejak perang mulai pecah di negara tersebut delapan tahun
yang lalu.
Obama mencapai keputusan untuk menerjunkan pasukan tambahan ke
Afghanistan setelah berembuk selama lebih dari tiga bulan dan menggelar
10 pertemuan penting dengan para penasehatnya.
Dalam pidatonya di akademi militer West Point di New York,
Obama mengatakan, "Gerakan Al-Qaeda dan Taliban telah mulai mengambil
alih sejengkal demi sejengkal wilayah Afghanistan, sembari melancarkan
tindak terorisme terhadap Pakistan."
Ia menambahkan, "Pasukan AS tidak mendapatkan dukungan yang mereka
perlukan untuk secara efektif melatih dan bekerjasama dengan pasukan
keamanan Afghanistan dan mengamankan kawasan tersebut.
"Saya telah menetapkan bahwa pengiriman pasukan tambahan sebanyak
30.000 orang ke Afghanistan sebagai kepentingan nasional yang amat
vital," kata Obama di hadapan para taruna. "Setelah 18 bulan berlalu,
maka pasukan kita akan mulai ditarik kembali ke AS."
Misi di Afghanistan, menurut Obama, adalah untuk mengalahkan
Al-Qaeda, membalikkan momentum yang diraih Taliban, dan memupuskan
kemampuan gerakan tersebut untuk mengambil alih kekuasaan dari tangan
pemerintah.