Massa Gaddafi Serang Kedutaan Negara Barat dan Kantor PBB di Tripoli

Written By Juhernaidi on Senin, 02 Mei 2011 | 12:36:00 PM

Massa yang marah menyerang kedutaan besar Barat dan kantor PBB di Tripoli Minggu kemarin (1/5) setelah NATO membom kompleks keluarga Muammar Gaddafi dalam serangan yang dikatakan telah menewaskan putra bungsu Gaddafi dan tiga cucunya yang masih berusia enam bulan sampai dua tahun.
Kedutaan besar dirusak dan dilaporkan tidak ada yang terluka, namun serangan yang menewaskan anak Gaddafi tersebut telah meningkatkan ketegangan antara rezim Libya dan negara-negara Barat, sehingga mendorong PBB untuk menarik staf internasional mereka keluar dari ibukota Tripoli.
Pemboman NATO sendiri tidak memperlambat serangan oleh pasukan Gaddafi di benteng-benteng pemberontak di bagian barat dari Libya yang sebagian besar tetap di bawah kendali rezim. Pelabuhan Misrata, yang telah dikepung oleh pasukan Gaddafi untuk dua bulan, datang di bawah serangan berat hari Minggu kemarin dan setidaknya 12 orang tewas, seorang tenaga medis mengatakan.
Gaddafi telah berulang kali menyerukan agar adanya gencatan senjata, terakhir tawarannya itu pada Sabtu lalu, tetapi serangan Gaddafi itu tidak berhenti di Misrata, sebuah kota di mana ratusan rorang telah tewas sejak pemberontakan melawan penguasa Libya meletus pada pertengahan Februari lalu.
Para pemberontak, yang mengendalikan sebagian besar dari Libya timur, telah mampu memperoleh keuntungan di medan perang lewat serangan udara NATO minggu kemarin. Pejabat NATO dan para pemimpin sekutu dengan tegas menyangkal mereka sengaja berburu Gaddafi untuk memecahkan kebuntuan antara pasukan pemerintah yang terlatih bertempur dengan pemberontak yang bersenjata ringan.
Letnan Jenderal Charles Bouchard dari Kanada, yang menjalankan operasi NATO di Libya, mengatakan bahwa "kita tidak menargetkan individu." Namun, para pemimpin AS, Inggris dan Perancis telah mengatakan Gaddafi tetap harus pergi, memicu peringatan oleh anggota Dewan Keamanan PBB Rusia, Cina dan Brazil yang menentang upaya NATO untuk mengubah rezim.

Simulasi Jangka Sorong