
Berbicara di hadapan Komisi House of Commons pada hari Rabu, Colvin
memberikan bukti bahwa tentara Kanada "sengaja", menyerahan tahanan
dalam pengetahuan atas pelecehan yang mereka alami oleh interogator
Afganistan, mengabaikan status sipil mereka.
"Menurut informasi kami, kemungkinan adalah bahwa semua tahanan Afghan yang kami serahkan disiksa oleh mereka," kata Colvin.
"Dengan kata lain, kita menahan, dan menyerahkan banyak orang yang
tidak bersalah ke dalam penyiksaan," tambah mantan pejabat yang
sebelumnya telah menginformasikan kepada pemerintah Kanada penganiayaan
Afghanistan pada tahun 2006.
"Selama satu setengah tahun setelah mereka tahu tentang resiko
penyiksaan yang sangat tinggi, mereka terus memerintah agar polisi
militer di lapangan untuk menyerahkan tahanan kami ke NDS," ujar
diplomat itu.
Seorang pejabat pemerintah menolak tuduhan Colvin, mengatakan kepada
Reuters hanya ada sedikit bukti untuk mendukung apa yang dikatakannya.
"Kami terus terang saja menemukan bukti-buktinya yang tidak memiliki
kredibilitas ... semua informasi itu, dia mengakui, di tangan kedua yang
terbaik," kata Lawrie Hawn, sekretaris parlemen untuk menteri
pertahanan.
Colvin menyerang pada pemimpin militer Kanada di Afghanistan,
mengatakan mereka telah menolak untuk menyerahkan rincian tahanan
kepada Palang Merah secara tepat waktu dan menyimpan catatan
"mengerikan".
"Ketika saya mengetahui lebih banyak tentang praktik yang dilakukan
pada tahanan kami, saya sampai pada kesimpulan bahwa itu ... tidak
mencerminkan negara Kanada, kontraproduktif, dan mungkin ilegal," ia
lalu berkata.
Colvin menyerang pada pejabat militer untuk melakukan pelecehan
terhadap tahanan secara tertutup dalam "kerahasiaan yang ekstrim" dan
menuduh pemerintah bekerjasama dengan angkatan bersenjata dalam episode
penyiksaan itu.
"Pada April 2007, kami sudah menerima pesan tertulis dari koordinator
senior pemerintah Kanada untuk Afghanistan yang menyatakan bahwa kita
harus diam dan melakukan apa yang diperintahkan pada kami," ia bersaksi.
Penangkapan itu dilakukan dengan memilih "orang-orang secara acak
yang kebetulan berada di tempat yang salah pada waktu yang salah,"
Reuters mengutip perkataannya.
"Kami menahan dan menyerahkan banyak orang yang tidak bersalah untuk
penyiksaan yang parah... Keterlibatan dalam penyiksaan adalah kejahatan
perang," ia menyimpulkan.
Tuduhan penyiksaan Colvin dipandang sebagai pukulan terhadap upaya
pemerintah Kanada di Afghanistan sementara 2.700 prajuritnya yang
berada di selatan negara yang sedang dilanda perang itu dimaksudkan
untuk ditransfer ke "target tingkat tinggi" atau paramiliter Taliban
yang akan berkuasa.
Tuduhan anti-pemerintah bersejarah terbaru oleh seorang mantan
diplomat tampaknya akan menimbulkan kontroversi lebih lanjut di negeri
ini sementara oposisi terhadap keterlibatan Kanada dalam perang Afghan
telah mengalahkan dukungan untuk konflik.
Secara keseluruhan, Colvin mengirim lebih dari selusin memo ke
pejabat senior di Ottawa dan Afghanistan tentang penyalahgunaan
tersebut. Ia mengatakan bahwa Perdana Menteri Stephen Harper telah, pada
April 2007, menyatakan para pejabat militer Kanada tidak mengutus orang
pergi ke medan perang untuk menyiksa.
"Di belakang dinding kerahasiaan militer itulah yang sayangnya telah kami lakukan," katanya