Duta
Besar Bahrain untuk Inggris Syaikh Khalifa Bin Ali Al-Khalifa akan
hadir dalam pesta pernikahan William dan Kate Middleton, meski sosoknya
sedang menjadi perhatian publik karena melakukan penyiksaan terhadap
para tahanan yang dituduh membahayakan keamanan dalam negeri Bahrain.
Kedubes Bahrain di London memastikan bahwa Dubes yang pernah menjabat
sebagai Kepala Keamanan Nasional Bahrain pada tahun 2005-2008 itu, akan
hadir ke perkawinan keluarga kerajaan Inggris itu.
Organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) dalam
laporannya mengungkapkan bahwa para pejabat pemerintah Bahrain
menggunakan cara-cara penyiksaan dan tindak kekerasan lainnya saat
menginterogasi para tersangka yang dituduh ingin mengganggu keamanan
dalam negeri Bahrain. Tak terkecuali Syaikh Khalifa, yang menurut
laporan tersebut, menyiksa para tahanan dengan setrum listrik dan
pukulan pada tahun 2007.
"Aparat keamanan Bahrain menggunakan teknik-teknik khusus yang
dilakukan berulang-ulang terhadap mereka yang ditangkap, teknik itu
didisain sedemikian rupa untuk menimbulkan rasa sakit dan membuat para
tersangka mengakui tuduhan yang dikenakan padanya," demikian laporan
HRW.
Teknik penyiksaan itu, menurut HRW berupa penggunaan alat yang
beraliran listrik, menempatkan tahanan pada posisi yang menimbulkan rasa
sakit, pukulan di bagian kepala, dada dan anggota badan lainnya.
Selain, para pejabat NSA juga mengancam akan membunuh atau memperkosa
tersangka atau anggota keluarga tersangka.
Warga Bahrain Musa Abdul Ali Muhammad yang kini mendapat suaka di
Inggris, mengungkapkan penyiksaan yang dialaminya saat ditahan oleh
aparat keamanan Bahrain. Ia juga mengalami kekerasan seksual serta
ancaman terhadap keluarganya.
"Dia (Syaikh Khalifa) adalah orang jahat. Saya disiksa ketika ia
masih menjabat. Buruk sekali, dia diundang ke pernikahan ini," kata Ali
Muhammad.
Putera mahkota Kerajaan Bahrain Salman bin Hamad Al-Khalifa juga
diundang kerajaan Inggris untuk hadir dalam pernikahan William dan Kate.
Tapi Salman menyatakan tidak akan hadir menyusul maraknya protes atas
diundangnya Salman terkait kekerasan yang dilakukan pemerintahan ayahnya
terhadap rakyat Bahrain yang menuntut reformasi di negeri itu.