
JAKARTA - Perwakilan Ahmadiyah tidak menghadiri dialog lintas agama yang digelar di Kantor Kementerian Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra). "Sebelumnya pihak Ahmadiyah merencanakan akan hadir, namun karena beberapa alasan mereka membatalkan rencana tersebut," kata Deputi Menko Kesra Bidang Pendidikan dan Agama, Agus Sartono, di Kantor Kementerian Koordinator Kesra di Jakarta.
Dia menjelaskan, dialog lintas agama tersebut masih akan terus berlanjut hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
"Kami berharap pada pertemuan berikutnya pihak Ahmadiyah bisa hadir dan duduk bersama," katanya.
Dia menambahkan, pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari
kepolisian, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Majelis Ulama
Indonesia (MUI), Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapuslitbang)
Agama, Nahdlatul Ulama (NU), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan
Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Polhukam).
"Dialog ini ingin mencari solusi terbaik untuk permasalahan Ahmadiyah," katanya.
Namun dia menegaskan, dialog tersebut belum mencapai titik keputusan untuk membubarkan Ahmadiyah atau tidak.
"Dialog masih akan terus berlanjut, hingga saat ini belum mencapai titik keputusan," katanya.
Dia menambahlan, para pihak yang berdialog mencari solusi terbaik dalam bingkai NKRI.
"Kebhinekaan itu suatu anugerah, perbedaan bukan halangan untuk menjaga harmoni," katanya.
Dia juga mengatakan para pihak yang berdialog pada saat ini masih
berpegang pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri tentang
Ahmadiyah.
Selain itu, dia juga mengatakan, pihak yang berdialog
sepakat untuk menggencarkan sosialisasi tentang SKB tiga menteri di
65.000 kecamatan yang ada di Indonesia.
Sebelumnya, dua tokoh
sekaligus sesepuh Ahmadiyah di Kampung Tolenjeng, Desa Sukagalih,
Kecamatan Sukaratu, Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad (10/4) lalu, bertobat.
Uwon dan Wiwik kembali masuk agama Islam setelah mengucap dua kalimat
syahadat.
Selain mereka, seorang anggota jemaah bernama Ehob
juga keluar dari Ahmadiyah. Prosesi ini disaksikan pihak Majelis Ulama
Indonesia, pejabat kecamatan, serta polisi. Para mantan pengikut
Ahmadiyah itu dijadwalkan menjalani serangkaian pembinaan.
Camat Sukaratu, Nanda, berharap agar anggota jemaah lainnya mengikuti
jejak Uwon dan Wiwik. Dari 53 penganut Ahmadiyah di Tasikmalaya, 41
orang telah kembali ke jalan yang benar.