Perdana
Menteri Bangladesh Syaikh Hasina menyatakan, Liga Awani--partai
berkuasa saat ini--menginginkan Islam tetap dipertahankan sebagai agama
negara, dengan tetap memberikan hak yang sama pada penganut agama
lainnya.
Hasina juga mengungkapkan bahwa dirinya lebih suka kata
"Bismillah-Ar-Rahman-Ar-Rahim" tetap dicantumkan dalam mukadimah
konstitusi negara Bangladesh. Sikap Hasina berbeda dengan sikap mendiang
ayahnya, Syaikh Mujibur Rahman yang mengingingkan Bangladesh menjadi
negara yang lebih bebas, tidak terikat pada pengaruh syariat Islam.
Pada tahun 1972, di masa pemerintahan Mujibur Rahman, Konstitusi
Bangladesh menetapkan sekularisme sebagai salah satu pilar negara itu.
Tapi setelah Mujibur Rahman wafat akibat aksi pembunuhan di tahun 1975,
sekularisme dihapus dari Konstitusi dan Bangladesh menjadi negara
Republik Islam hingga sekarang.
Mayoritas penduduk Bangladesh, sekitar 90 persennya adalah Muslim. Selebihnya adalah penganut agama Hindu, Budha dan Kristen.
Dalam pernyataannya pada para wartawan usai melakukan pertemuan di
parlemen, Hasina mengatakan, meski partainya mempertahankan Islam
sebagai agama negara, ia tidak akan menentang berdirinya partai-partai
yang berbasis agama. Namun ia tetap akan memberlakukan batasan-batasan
tertentu bagi partai berbasis agama.