Inggris Klaim Pasukan Gaddafi "Mundur"

Written By Juhernaidi on Kamis, 28 April 2011 | 12:53:00 PM

Seorang pemberontak Libya di Misrata menaiki mobil yang mengangkut senjata berat, digunakan untuk melakukan perlawanan atas pemerintahan Moammar Gaddafi. (Foto: AP) LONDON – Inggris mengatakan bahwa para pemberontak Libya tampaknya terus memperkuat perlawanan terhadap Moammar Gaddafi meski pasukan Libya melakukan serangan mematikan terhadap pelabuhan Misrata. "Kami melihat ada perkembangan yang terjadi di Misrata, dan sudah amat jelas bahwa rezim (Libya) itu mundur," kata Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox.
Setelah nyaris tiga jam berdialog dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates, Fox menyampaikan pandangan optimis mengenai konflik di Libya meski kedua pihak sama-sama khawatir perang tersebut bisa berujung pada kebuntuan.
Sementara itu, seorang juru bicara wanita NATO mengatakan bahwa aliansi tersebut tengah mempertimbangkan mengirimkan "penghubung" sipil ke markas pemberontak Libya di Benghazi untuk memperbaiki hubungan politik dengan oposisi.
Pada hari Selasa, pasukan yang setia terhadap Gaddafi, yang sudah berkuasa di negara tersebut selama empat dekade, menembakkan roket-roket Grad ke pelabuhan Misrata, menewaskan setidaknya tiga orang pengungsi dan memaksa kapal bantuan menjauh.
Saat AS dan para sekutunya merenungkan bagaimana cara membantu pemberontak, Presiden AS Barack Obama secara resmi memerintahkan pengucuran bantuan $35 juta kepada pemberontak Libya.
Pekan lalu, para pejabat mengatakan bahwa bantuan tersebut bisa dalam bentuk kendaraan, truk bahan bakar, ambulans, perlengkapan medis, rompi pelindung, teropong, dan radio.
Sehari setelah pesawat-pesawat sekutu menyerang kediaman Gaddafi di Tripoli, Gates dan Fox juga bersikeras bahwa pusat-pusat komando rezim Libya merupakan target yang sah untuk dihancurkan.
"Kami telah mempertimbangkan pusat komando dan pusat kendali sebagai target resmi dan kami telah membawanya ke tempat lain," kata Gates kepada para wartawan.
Sebelumnya, Libya mengatakan bahwa pihaknya telah meminta Rusia menggelar rapat khusus Dewan Keamanan PBB terkait upaya pembunuhan terhadap Gaddafi saat serangan NATO menghancurkan kantor Gaddafi pada Minggu malam.
Libya mengatakan, pengeboman tersebut melanggar resolusi 1970 dan 1973 dan merupakan pelanggaran hukum dan konvensi internasional.
Sekutu utama Gaddafi di Amerika Latin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, menuding NATO coba membunuh kawannya.
"Kalian tahu Gaddafi kawan kami, tapi hal ini tidak ada hubungannya dengan pertemanan. Tidak ada yang berhak menjatuhkan bom seperti ini. Mereka (NATO) memburu Gaddafi untuk membunuhnya," kata Chavez.
"Kami tidak setuju dengan segala yang dilakukan atau telah dilakukan Gaddafi, tapi siapa yang berhak mengebomnya tiap pagi?" tambah Chavez.
Chavez juga mengumumkan bahwa Gaddafi mengirimkan delegasi ke Venezuela untuk menegosiasikan solusi damai untuk perang yang melanda Libya sejak medio Februari lalu dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka tersebut.
Di barat laut Misrata, sejumlah roket Grad menghantam pelabuhan, dan kapal Organisasi Migrasi Internasional (IOM) yang datang untuk menyelamatkan para pengungsi tidak berani mendekat, kata seorang jurnalis AFP.
Pesawat-pesawat tempur NATO mengitari kota yang dikuasai pemberontak tersebut. Setidaknya dilaporkan ada satu serangan udara.
Di tempat lain, para saksi mata di Kota Kabao melaporkan para pemberontak bertempur melawan pasukan Gaddafi, menewaskan puluhan orang prajurit rezim tersebut dan banyak lainnya diangkap.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon memuji tindakan Dewan Keamanan PBB terhadap Libya karena memperbolehkan tindakan militer dan penjatuhan sanksi terhadap rezim Libya.
Namun, Rusia menekankan bahwa pihaknya tidak akan mendukung resolusi baru DK PBB untuk melakukan intervensi lebih lanjut di Libya.
Sementara itu, seorang mantan direktur CIA memuji kerja sama Gaddafi di masa lalu dengan AS dan mengatakan bahwa jika Gaddafi jatuh, maka itu bisa memperumit kepentingan jangka pendek AS.
"Apa pun yang dipikirkan mengenai Gaddafi dan Moussa Koussa, mereka baik dan mereka adalah rekan yang baik dalam kontraterorisme," kata Jenderal (purn) Michael Hayden.

Simulasi Jangka Sorong