
Satu dokumen mengacukan metode tersebut untuk meloloskan pesan
rahasia: merendam sebuah sapu tangan atau kerah baju di dalam sebuah
campuran nitrat, soda, dan larutan kanji, kemudian mengeringkan bahan
kain tersebut. Bahan-bahan kimia muncul ketika bahan kain tersebut di
tempatkan di air. Cairan tersebut menjadi tinta tak terlihat, yang dapat
di diisikan ke dalam sebuah pena dan digunakan untuk menulis sebuah
pesan. Penerima mengembangkan tulisan tersebut dengan membubuhkan sebuah
bahan kimia kedua, iodat kalium.
Bahkan terdapat sebuah dokumen yang ditulis di Perancis tentang
formula tinta rahasia Jerman, yang menunjukkan Perancis telah memecahkan
sandi musuh.
"Dokumen-dokumen tersebut masih tetap rahasia selama hampir satu abad
sampai adanya kemajuan teknologi baru-baru ini yang membuatnya mungkin
merilis rahasia tersebut," Direktur CIA, Leon E. Panetta mengatakan
dalam sebauh pernyataan pada Selasa.
Kemajuan dalam bahan kimia tinta kimia baru-baru ini, dan metode
pencahayaan yang digunakan untuk mendeteksinya telah membuat rahasia
tersebut terungkap tidak dapat dipakai lagi, Juru Bicara CIA Marie E.
Harf.
Dokumen-dokumen tentang tulisan rahasia tersebut jatuh di bawah
otoritas CIA untuk memindahkannya dari daftar rahasia. Agen tersebut
memindahkan lebih dari satu juta dokumen sejarah dari daftar rahasia
tahun lalu saja, agen tersebut mengatakan.
Namun CIA juga tidak selalu bersemangat untuk berbagi rahasia
tertentu tersebut, menurut Steve Aftergoodm dari Dereasi untuk Ilmuwan
Amerika. Ia mengatakan bahwa CIA menahan sebuah permintaan UU Kebebasan
Informasi pada tahun 2002 untuk merilis rekaman tersebut.
Entah terkesan pada pernyataan Panetta bahwa dokumen-dokumen tersebut
dapat diungkapkan sekarang karena kemajuan teknologi baru.
"Tinta tak terlihat diajukan sebagai barang yang usang oleh enkripsi
digital beberapa tahun lalu, bukan di dalam beberapa tahun ini,"
Aftergood mengatakan.
"Direktur Panetta berusaha untuk merasionalkan kebijakan-kebijakan
yang tidak masuk akal milik CIA, namun tidak ada dasar yang terkemuka
untuk ketenangannya."
Dokumen-dokumen tersebut sekarang tersedia di website agen tersebut
di situs Freedom of Information Act Electronic Reading Room.
Para cendikiawan juga akan mampu memeriksanya pada Arsip-arsip Nasional