Beruntun, Gempa Guncang Sumatera & Papua Bergiliran

Written By Juhernaidi on Kamis, 07 April 2011 | 4:58:00 PM

Gempa berkekuatan 5 Skala Richter (SR) mengguncang barat daya Fakfak, Provinsi Papua Barat, Kamis dinihari sekitar pukul 03.16 WIB. (foto: howstuffworks.com)
Gempa berkekuatan 5 Skala Richter (SR) mengguncang barat daya Fakfak, Provinsi Papua Barat, Kamis dinihari sekitar pukul 03.16 WIB. (foto: howstuffworks.com)

JAKARTA - Gempa berkekuatan 5 Skala Richter (SR) mengguncang barat daya Fakfak, Provinsi Papua Barat, Kamis dinihari sekitar pukul 03.16 WIB.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, di Jakarta, Kamis, pusat gempa berada pada 3,68 derajat lintang selatan - 130,83 derajat bujur timur atau 184 kilometer barat daya Fakfak, Papua Barat dengan kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa juga berada pada 296 kilometer tenggara Ambon, Maluku, 304 kilometer barat laut Tual, Maluku, 316 kilometer barat daya Sorong, Papua Barat, dan 2680 kilometer timur laut Jakarta.

Gempa tidak berpotensi tsunami.

Sebelumnya, gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter juga mengguncang barat laut Gunung Sitoli, Sumatra Utara, Rabu (6/4) malam sekitar pukul 21.01 WIB.

Pusat gempa berada pada 1,55 derajat lintang utara dan 97,05 derajat bujur timur, atau 67 kilometer barat laut Gunung Sitoli, Sumatera Utara, pada kedalaman 15 kilometer.

Gempa dengan kekuatan 5,9 SR pada pukul 21:01:44 WIB di 1.55 LU - 97.05 BT 5.9 SR 15 km, di 67 km barat Laut Gunungsitoli-Sumut menguncang Pulau Nias. Gempa ini juga dirasakan di sejumlah kawasan Tapanuli bagian utara.

Meskipun tidak ada tanda-tanda terjadinya tsunami namun pihak BMKG meminta warga agar tetap waspada. Kewaspadaan tersebut tidak perlu berlebihan. Sebab, sejauh ini dari hasil pantauan BMKG kekuatan gempa sangat tidak perpotensi untuk menimbulkan adanya gelombang air laut yang besar atau tsunami.

“Kalau gempa itu ada di kedalaman laut. Namun sejauh ini kita prediksi tidak menimbulkan tanda-tanda tsunami,” terang Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan Hendra Suarta.

Hendra memaparkan gempa tersebut terjadi akibat adanya aktivitas lempengan. Sehingga menimbulkan pergeseran pada perut bumi. Sementara untuk kawasan daratan yang juga turut serta merasakan gempa juga tidak perlu khawatir secara berlebihan.

Namun harus tetap mewaspadai adanya kemungkinan longsor di kawasan tebing. “Kalau akibat gempanya memang tidak akan begitu ada. Namun tidak menutup kemungkinan akibat gempa yang disusul hujan di sejumlah akwasan seperti Taput dan Humbahas akan menimbulkan adanya longsor,” katanya.

Warga harus memahami bahwa pada dasarnya gempa tidak mematikan, melainkan dampak dari gempa itulah yang dapat menelan korban. Karena itulah jika terjadi gempa warga harus segera lari ke daerah yang lapang serta jauh dari tebing yang mungkin lonsor atau gedung-gedung bertingkat yang mungkin saja dapat roboh. “Jika kita lihat dari peristiwa yang terjadi selama ini, jatuhnya korban disebabkan efek gempanya,” katanya.

Simulasi Jangka Sorong