Sebuah tragedi yang sangat menyedihkan bagi rakyat Libya, saat sekrang ini, dan menghadapi kekejaman dan horor dari pemimpinnya sendiri. Kolonel Muammar Gadhafi dalam beberapa pekan ini terus menumpahkan darah rakyatnya tanpa henti. Demi kekuasaan. Gadhafi bersumpah akan tetap mempertahankan kekuasaannya sampai titik darah penghabisan. Menolak mengundurkan diri. Menuduh gerakan rakyatnya adalah rekayasa asing.
Kekuasaan
yang terlalu lama di tangan Gadhafi hanyalah melahirkan tragedi bagi
rakyatnya. Kekuasaan di tangan seorang otokrat dan diktator, tidak
menghasilkan apapun, kecuali malapetaka. Malapetaka bagi rakyatnya.
Malapetaka bagi hari depan negaranya. Gadhafi menjadi pangkal semua
malapetaka di Libya sekarang ini.
Kekuaasaan
yang dibangunnya selama 42 tahun, hanyalah menghasilkan sebuah sistem
yang tidak menghormati hak-hak dasar rakyatnya. Sistem kekuasaan yang
sangat resisten terhadap nasib rakyatnya. Resisten kepada semua kehendak
kebaikan yang diinginkan rakyatnya. Ketika Gadhafi mengambil kekuasaan
dari Raja Idris, tahun 1969, hingga sekarang, kekuasaan yang ada di
tangan Gadhafi hanya membentuk sebuah kumpulan kecil, orang yang paling
berkuasa, dan kemudian mengendalikan negara. Mereka adalah anak, sanak
famili dan keluarga. Inilah rezim despotis, yang mengendalikan dengan
cara-cara yang sangat naif.
Selama
42 tahun atu empat dekade, lebih dari satu generasi, sebuah waktu yang
panjang bagi rakyat Libya, dan harus hidup dibawah sebuah sistem
kekuasaan despotis, yang tidak menjajikan apa-apa. Ketika Gadhafi
mengambil alih kekuasaan dari Raja Idris, di tahun 1969, dan Gadhafi
mengatakan "Revolusi', dan akan ada kehidupan baru bagi rakyatnya,
tetapi sesudah berkuasa, kenyataan Gadhafi mengulangi sistem yang
despotis yang pernah dilakukan oleh Raja Idris.
Gadhafi
membangun Libya dengan demagogi dan retorika serta ideologi, yang penuh
dengan paradok. Menggabungkan antara Islam, Nasionalisme Arab, dan
Sosialisme, yang mirip pernah dijalankan Presiden Soekarno. Pandangan
ideologi, dan sikapnya yang naif, akhirnya hanyalah melahirkan tokoh
yang "oportunis". Tak lebih dari itu. Gadhafi suatu saat menjadi
pengagum Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, yang membangun Pan Arabisme,
dan dengan ideologi "Naisionalisme Arab dan Sosialisme", tanpa Islam.
Kenyataannya, Gadhafi berlutut kepada Barat, dan kemudian menjadi
sekutunya, yang sekarang akan membuang Gadhafi, yang sudah dianggap
tidak lagi penting bagi Barat.
Sekarang
hanya ada kematian di mana-mana. Kematian rakyatnya yang ingin
mendapatkan janji "Revolusi", yang pernah dijanjikan oleh Gadhafi, saat
merebut kekuasaan di tahun 1969 dulu. Tetapi, semua penguasa selalu
lupa, ketika sudah berkuasa, dan membiarkan kehidupan rakyatnya.
Rakyatnya hidup sendiri. Tanpa adanya perlindungan dari penguasa dan
pemimpinya. Sekarang rakyatnya yang ingin mendapatkan kebaikan, hanyalah
mendapatkan semburan peluru dari moncong-moncong senjata, yang
disemburkan para pengikutnya dan keluarga, yang menjadi penjaga
kekuasaannya.
Kuburan
ada di mana-mana. Onggokan tanah dan batu nisan terus tumbuh di
kota-kota diLibya, yang isinya adalah jenazah orang-orang yang mencintai
kebenaran, nilai-nilia keadilan, dan Islam. Gadhafi sudah lama tidak
lagi mengenal akan Islam. Islam hanyalah sebuah kosmetik. Gadhafi lebih
menyukai ideologi buatan manusia. Islam direduksi dari kehidupan
rakyatnya. Sekarang hanya menyediakan kuburan bagi rakyatnya.
Sekarang
rakyatnya meneriakkan 'Revolusi" terhadadap Gadhafi, seperti dulu,
ketika Gadhafi meneriakkan "Revolusi" kepada Raja Idris, di tahun 1969.
Di Benghazi, kota kedua terbesar diLibya, sejak 17 Februari menjadi
pusat gerakan "Revolusi", yang dibangkitkan oleh rakyatnya, menentang
dan menginginkan Gadhadi turun dari kekuasaannya. Tetapi tidak mudah.
Karena Gadhafi lebih mencintai kekuasaannya, dibanding mencintai
rakyatnya.
Mereka
akan membayar berapapun harganya. Termasuk kematian. Kematian harus
menjadi pilihan, bila itu sebuah pilihan, dan akan mengakhiri kekejaman
dan kekuasaan yang sudah tidak lagi dapat melindungi rakyatnya. Kematian
bukan sesuatu yang harus ditakuti dan dihindari, karena kamatian akan
datang kepada siapapun. Tetapi, rakyat Libya sudah tidak memiliki
pilihan lainnya, menghadapi Gadhafi, kecuali dengan segala pengorbanan,
termasuk jiwa mereka. Sebuah "Revolusi" baru saja dimulai. Masih banyak
membutuhkan pengorbanan.
Adakah
Gadhafi akan mundur? Gadhafi tidak akan pernah mau mundur dari
kekuasaannya. Karena Gadhafi sudah disandera oleh kekuasaan. Gadhafi
sudah menjadikan kekuasaan sebagai "tuhan", yang dcintai, disembah, dan
menjadi tempat berlindung. Tidak ada gunanya. Waktu untuk Gadhafi sudah
habis.