"Siapa Berani Kudeta, Itu Hanya Dongeng Belaka"

Written By Juhernaidi on Kamis, 24 Maret 2011 | 9:58:00 AM

Sejumlah jenderal purnawirawan dikabarkan mendukung organisasi anti-Ahmadiyah karena memiliki tujuan sama, yakni menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (foto: Google)
Sejumlah jenderal purnawirawan dikabarkan mendukung organisasi anti-Ahmadiyah karena memiliki tujuan sama, yakni menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (foto: Google)
JAKARTA - Sejumlah jenderal purnawirawan dikabarkan mendukung organisasi anti-Ahmadiyah karena memiliki tujuan sama, yakni menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Anggota Komisi I DPR, Salim Mengga, meragukan kabar upaya penggulingan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disebutkan ingin dilakukan oleh sejumlah purnawirawan TNI. Bahkan, dia menilai bahwa penggulingan Presiden oleh purnawirawan merupakan hal yang mustahil.
Sebelumnya, Al-Jazeera melaporkan adanya sejumlah jenderal purnawirawan yang secara diam-diam mendukung kelompok Islam garis keras untuk memicu kekerasan antarumat beragama. Hal ini bagian dari rencana menggulingkan Presiden.
”Saya pikir di zaman sekarang ini purnawirawan melakukan kudeta hanya dongeng,” kata Salim yang juga purnawirawan Mayor Jenderal TNI itu di DPR, Jakarta.
Menurut Salim, pensiunan jenderal tidak mungkin memiliki keberanian untuk menggulingkan Presiden saat ini.
”Jangankan pensiunan jenderal, perwira yang masih aktif saja sulit dan tidak punya keberanian untuk melakukan kudeta politik,” ucapnya.
Politisi Partai Demokrat itu juga meminta agar isu penggulingan Presiden termasuk pembentukan Dewan Revolusi Islam tidak diseriusi.
”Anggap saja itu informasi biasa. Tidak perlu BIN (Badan Intelijen Negara) ikut turun tangan,” ujarnya.
Di lain pihak, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah kabar rencana kudeta tersebut. ”Tidak ada dan tidak pernah boleh ada rencana kudeta. Tidak pernah ada laporan yang masuk bahwa ada perencanaan kudeta,” kata Purnomo di Jakarta, hari ini.
Salah satu sumber Al Jazeera dalam investigasi ini adalah Sekjen Forum Umat Islam (FUI), Muhammad al-Khatthath.  Kepada wartawan televisi itu, dia mengaku sudah bertemu dengan jenderal yang mau menggulingkan SBY dari kursi presiden. Siapa sang jenderal itu?
Kepada wartawan, Selasa 23 Maret 2011 lalu,  Muhammad al-Khatthath menegaskan bahwa dalam wawancara dengan Al Jazeera ia sama sekali tidak menyebut nama sang jenderal.  "Nggak tahu saya. Saya kan nggak sebut," katanya kepada wartawan di sela konferensi pers Tim Pengacara Muslim di Jakarta.
Konferensi pers di kantor Pengacara Mahendradatta itu digelar untuk menjelaskan bom yang dikirim ke rumah Ketua Pemuda Pancasila Japto S Soerjosoemarno beberapa waktu lalu. Japto memilih Mahendradatta sebagai kuasa hukumnya. Kebetulan Al Khathath hadir dalam konferensi pers itu.
Al Khatthath mengakui bahwa  dalam wawancara di tvOne dia pernah menyampaikan agar Presiden SBY tidak menambah musuh. "Kan mau bubarin ormas Islam. Jangan menambah musuh, karena yang musuhin SBY kan sudah banyak, termasuk jenderal-jenderal," kata dia. "Saya nggak nyebut itu jenderalnya siapa. Kan hak saya untuk tidak menyebut."

Selain Khatthath, Al Jazeera juga mewawancarai salah satu purnawirawan jenderal, Tyasno Sudarto. Tyasno adalah mantan Pangdam Diponegoro dan pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat tahun 1999-2000. Ia mengaku mendukung revolusi, asalkan berlangsung damai.
Sejumlah jenderal purnawirawan yang diwawancarai oleh Kantor Berita VIVAnews.com, mengaku tidak tahu menahu soal  upaya pengulingan Presiden SBY itu. Mereka mengaku mendukung perubahan dengan cara yang konstitusional, tanpa kekerasan apalagi kudeta, sebagaimana rumor yang ramai ditiupkan.
"Kalau jenderal yang kudeta itu bukan TNI, Amerika mungkin iya," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Soerjadi. Kabar soal penggulingan dengan menunggangi organisasi garis keras itu, katanya, cuma bertujuan menyudutkan para purnawirawan yang berpikir kritis. Soerjadi menduga, isu ini sengajaditiupkan untuk untuk memojokkan TNI.

Simulasi Jangka Sorong