"Pengirim Bom Kalau Tak Suka Saya Jangan Korbankan Rakyat"

Written By Juhernaidi on Jumat, 18 Maret 2011 | 10:34:00 AM

Menanggapi aksi teror akhir-akhir ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan jajaran BIN, Kepolisian, dan TNI bekerja lebih keras untuk mengungkap pelakunya. (foto: Google)
Menanggapi aksi teror akhir-akhir ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan jajaran BIN, Kepolisian, dan TNI bekerja lebih keras untuk mengungkap pelakunya. (foto: Google)
JAKARTA  - Paket-paket bom-buku dikirimkan ke sejumlah orang. Ada dalam daftar penerima: pendiri Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol. Gorries Mere, Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno, dan yang terakhir, musisi Ahmad Dhani. Menanggapi aksi teror ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan jajaran BIN, Kepolisian, dan TNI bekerja lebih keras untuk mengungkap pelakunya. "Jangan berikan ruang apapun, kepada siapapun yang akan merobek keamanan yang sudah kita jaga," kata Presiden saat membuka sidang kabinet di Kantor Kepresidenan.

Ditambahkan Yudhoyono, tak boleh ada toleransi pada pelaku bom. Presiden menyatakan mendukung pengungkapan kasus ini. "Saya minta segera diungkap dalam waktu tidak terlalu lama."

SBY juga menyesalkan insiden yang menimpa Kepala Satuan Serse Polres Jakarta Timur, Komisaris Pol. Dodi Rahmawan. Tangan kirinya harus diamputasi terkena ledakan saat mencoba menjinakkan bom di Utan Kayu. "Saya melihat ada kecerobohan petugas kita. Jangan sampai terjadi lagi. Itu menimbulkan kecelakaan yang tidak semestinya terjadi," kata SBY.

Menurut SBY, motif pelaku bisa bermacam-macam. "Saya juga dapat berita, SBY tidak bisa menjaga keamanan," tambah dia. "Kalau nggak suka saya, jangan korbankan rakyat. Jangan mereka jadi korban."

Bom yang ditujukan pada empat orang tersebut dimasukkan dalam buku dengan judul berbeda. Untuk Ulil dan Komjen Gorries Mere, dikirim buku berjudul "Mereka Harus Dibunuh". Untuk Japto, judulnya "Pancasila". Sementara untuk Ahmad Dhani dikirim yang bertajuk "Yahudi Militan".

Ancaman bom juga ditujukan kepada Kapolda DIY Brigjen Pol. Ondang Sutarsa Budhi, melalui surat.

Sementara itu, dibanding serangan bom di tahun-tahun sebelumnya, aksi teror paket bom jauh lebih kecil. Karena itu seharusnya bisa diungkap dalam waktu singkat. Namun itu hanya bisa dilakukan bila aparat keamanan bekerja secara sungguh-sungguh dan sinergis satu sama lain.

Demikian pernyataan Presiden SBY ketika membuka sidang kabinet paripurna yang mengagendakan pembahasan draft RKP dan RAPBN 2012 di Kantor Presiden, Jakarta.

"Dulu bisa ungkap dan tidak terlalu lama. Sekarang pun kalau semua bekerja serius, bisa diungkap," kata SBY.

Presiden mengingatkan, boleh jadi kelompok yang selama ini melakukan aksi teror mengubah taktik dan teknik strateginya. Menghadapi perubahan pola tersebut, petugas keamanan tidak boleh lengah melakukan antisipasi namun tepat berhati-hati dalam bertugas.

"Saya meminta jajaran keamanan dan intelijen bekerjalah secara penuh. Saya akan mengikuti dan memantau perkembangannya. Tidak ada yang lebih penting bagi masyarakat selain rasa aman, di samping terpenuhinya kebutuhan dasar," sambung SBY.

Simulasi Jangka Sorong