Pengamat: Ada Pihak Yang Jadi "Kuda Troya" Kerdilkan PKS

Written By Juhernaidi on Sabtu, 26 Maret 2011 | 11:31:00 AM

Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Jumat, menyatakan meski tidak menutup kemungkinan ada kepentingan di luar PKS yang bermain sehingga ada yang menjadi
JAKARTA  - Kisruh PKS hanya dirasakan di Jakarta. Bagi kader di daerah, kesolidan tetap terjaga, meski sempat ada yang bertanya tentang 'nyanyian' yang dilakukan oleh bekas pendiri Partai Keadilan, Yusuf Supendi.

"Kader-kader percayakan semua pada sikap DPP, kalau ada kader yang bertanya langsung kami/ DPW klarifikasi dan alhamdulillah semua pada solid," kata Ketua DPW PKS Gorontalo, Helmi Adam, Sabtu (26/3/2011). Menurut Helmi, akhir-akhir ini kadernya disibukkan dengan persiapan struktur untuk verifikasi parpol dan rekrutmen kader baru. Sehingga tidak terlalu terpengaruh dengan gonjang-ganjing di Jakarta.

"Beban dan target rekrutmen jauh lebih strategis dan bebannya jauh lebih berat, sehigga tidak terlalu terpengaruh dengan gonjang-ganjing di Jakarta," tambahnya.

Hal yang sama juga dikatakan anggota Komisi III DPR asal PKS Nasir Djamil. Menurut calon dari Dapil Aceh ini, aksi Yusuf Supendi tak mempengaruhi kesolidan kader di wilayahnya. Rumor soal faksi keadilan dan faksi sejahtera pun dibantah.

"Sampai saat ini sih belum berpengaruh," komentarnya singkat.

Kisruh di tubuh PKS mencuat tatkala Yusuf Supendi, salah satu pendiri Partai Keadilan yang merupakan cikal bakal PKS, mengadukan sejumlah petinggi PKS ke Badan Kehormatan DPR dan KPK. Dia juga menuding poligami mereka bermasalah. Yusuf juga mengatakan akan membuka kartu kenakalan Sekjen PKS Anis Matta saat remaja dahulu kepada istri pertama Anis, Anaway Irianti Mansyur.

Tak lama setelah membeberkan 'aib' petinggi PKS, Yusuf Supendi mengaku menerima banyak teror dan ancaman melalui SMS. Dia pun mengadu ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Petinggi PKS menyebut tuduhan Yusuf sebagai fitnah dan akan membiarkan Yusuf bicara sepuasnya.

Sementara itu, langkah yang dilakukan Yusuf Supendi, mantan anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR periode 2004-2009, yang juga salah seorang pendiri PKS, dengan melaporkan sejumlah pimpinan PKS ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai oleh pengamat politik, akan dapat memperburuk citra partai yang dikenal bersih ini.

Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, menyatakan meski tidak menutup kemungkinan ada kepentingan di luar PKS yang bermain sehingga ada yang menjadi "kuda troya" untuk mengerdilkan PKS, namun adanya persoalan di internal partai ini tidak bisa dipungkiri. Sehingga jika PKS solid, tidak akan bisa diintervensi oleh pihak luar yang mencoba bermain di air keruh.

"Saya melihat memang ada persoalan di internal PKS akibat adanya perbedaan pandangan. Salah satunya adalah ada pihak yang masih belum bisa menerima jika PKS menjadi partai terbuka, lebih nasionalis dan mempribumisasi. Dan ini menjadi persaingan dua orientasi yang berbeda di tubuh PKS. Selain itu, bisa jadi ada juga kekecewaan secara personal yang melebar menjadi persoalan lembaga," kata Burhanuddin.

Namun, Burhanuddin tidak menampik kemungkinan adanya rabcangan besar dari pihak luar yang "bermain", seperti adanya manuver yang dilakukan untuk mengkerdilkan PKS yang dinilai mulai mengganggu dan merongrong kekuasaan akibat ketegasannya yang berbeda dengan partai lain yang tergabung dalam koalisi terkait kasus hak angket pajak, beberapa waktu lalu.

"Kemungkinan itu bisa saja terjadi karena kita tahu saat itu, ketika hak angket pajak bergulir, PKS berseberangan dengan partai penguasa. Di sisi lain, PKS juga mulai mengubah paradigmanya menjadi partai terbuka, nasionalis, dan lebih merakyat. Terkait ini, selain muncul perbedaan pandangan di internal, juga membuat kelompok tertentu khawatir karena suara PKS potensial naik," ujar Burhanuddin.

Karena itu, Burhanuddin berharap, PKS bisa mengambil jalan keluar terbaik atas persoalan ini. Tidak perlu melayangkan gugatan yang sama, seperti yang dilakukan Yusuf Supendi, karena bisa membuat polemik ini berkepanjangan dan tidak ada titik temu.

"Menurut saya islah menjadi jalan terbaik. Semua yang terlibat dalam persoalan ini duduk bersama dan kembali bersatu untuk kepentingan partai yang lebih besar," demikian Burhanuddin.

Dengan begitu, lanjut Burhanuddin, harapan banyak pihak, khususnya internal PKS, bisa terwujud. Yakni, bagaimana PKS bisa tetap solid dan terus bekerja untuk Indonesia. "Kalau bicara konflik, hampir di semua partai muncul konflik. Dan hal itu wajar. Tinggal bagaimana menyikapi konflik tersebut secara bijak. Dan kalau sudah mampu keluar dari lingkaran konflik, partai akan semakin besar," katanya.

Simulasi Jangka Sorong