JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Politisi Partai Demokrat dan Ketua Komisi
Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Benny Kabur Harman, menilai, bom buku
yang diperuntukkan bagi aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar
Abdalla, sebenarnya menyasar partainya.
"Kami melihat ancaman itu tidak ditujukan pribadi. Kami memandang
ancaman itu ditujukan pada Demokrat, karena Ulil adalah salah satu kader
Demokrat," kata Benny di Gedung DPR, Kamis (17/3/2011).
Benny menduga, bom tersebut ditujukan ke partainya, karena selama ini
mereka vokal mengkampanyekan demokrasi dan pluralisme, yang mungkin tak
sejalan dengan nilai-nilai yang dianut pengirim bom.
"Kami
melihat ini masalah serius. Kami minta Kepala Polri menangani soal ini
serius dan mengumumkan hasilnya pada publik. Tapi pada intinya kami
menduga ada motif politik yang tak ingin pluralisme hidup dengan baik di
Indonesia," ujarnya.
Tiga paket bom kemarin ditemukan berada di kantor Badan Narkotika
Nasional, kantor KBR68H di Utan Kayu yang diperuntukkan bagi Ulil Abshar
Abdalla, dan di rumah Ketua Pemuda Pancasila, Yapto Soeryosumarno. Bom
di rumah Yapto dan kantor BNN berhasil dijinakkan tim Gegana. Namun
tidak demikian dengan bom untuk Ulil.
Sementara itu, teror bom dinilai sebagai alat paling ampuh untuk
mengubur isu WikiLeaks yang sedang hangat dibicarakan. Ada kemungkinan,
terror bom adalah bentuk pengalihan isu yang menghantam presiden Susilo
Bambang Yudhoyono tersebut.
“Saya cukup yakin bahwa ini adalah
pengalihan isu WikiLeaks yang menuding SBY menyalahgunakan kekuasaan,
karena tak ada isu lain yang bisa mengeliminasi, mengubur, isu
tersebut,” kata aktivis Petisi 28, Haris Rusli Moti.
Haris
mengungkapkan, terror bom tersebut adalah scenario besar. Pasalnya,
mengapa Ulil Abshar Abdalla baru mendapatkan terror setelah dia menjabat
sebagai ketua DPP partai Demokrat.
Sebelumnya, Juru Bicara
Kepresidenan Julian Aldrin Pasha juga telah membantah tiga peket bom
yang tersebut sebagai upaya pengalihan isu. Terlebih jika dikaitkan
dengan pemberitaan negatif dari dua surat kabar di Australia.