BEIJING – Pemerintah China pada hari Minggu (20/3)
menyesalkan terjadinya serangan militer terhadap Libya. China mengatakan
bahwa integritas teritorial Libya harus dihormati.
"China telah mengamati perkembangan terakhir di Libya dan menyesalkan
dilakukannya serangan militer terhadap Libya," kata juru bicara wanita
Kementerian Luar Negeri China, Jiang Yu, seperti dikutip kantor berita Xinhua.
China mengatakan bahwa hukum internasional harus dihormati.
Kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Libya juga harus
dihormati.
"Kami berharap Libya bisa kembali stabil dalam waktu dekat sehingga
jatuhnya korban sipil akibat peningkatan konflik militer bisa
dihindarkan," kata sang juru bicara.
"Seperti biasanya, China tidak pernah menyetujui penggunaan kekerasan dalam hubungan internasional," tambah Jiang Yu.
Sebuah jet tempur Perancis menghancurkan sebuah kendaraan militer
Libya di darat, sementara pesawat-pesawat Inggris dan Perancis
berpatroli di langit Libya.
Kapal-kapal perang Amerika Serikat dan Inggris menembakkan lebih dari
100 peluru kendali Tomahawk terhadap lebih dari 20 target di dekat ibu
kota Libya, Tripoli dan Kota Misrata di bagian barat Libya.
Gaddafi bersumpah akan mempertahankan negaranya melawan agresi
kolonial setelah serangan udara pertama dan penerapan zona larangan
terbang dari PBB terhadap Libya.
Negara-negara Barat mengultimatum Gaddafi
pada hari Jumat pekan lalu (18/3) agar segera melakukan gencatan
senjata terhadap para pemberontak dan menghentikan serangan terhadap
warga sipil jika tidak ingin mendapat serangan yang telah disetujui
Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis (17/3) dan sebelumnya telah mendapat
dukungan dari Liga Arab.
Pada hari Jumat, China menyampaikan sikap berkeberatan atas sebagian
isi resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyepakati penerapan zona larangan
terbang di atas Libya.
China, bersama dengan Rusia, Brazil, Jerman, dan India, memilih abstain dalam voting draf resolusi yang dirumuskan hari Kamis, sementara AS, Perancis, dan Inggris memberikan dukungan.
Li Baodong, perwakilan tetap China untuk PBB, Kamis lalu mengatakan
bahwa China mendukung diambilnya tindakan yang diperlukan untuk
menstabilkan keadaan di Libya, tapi China berkeberatan dengan sebagian
isi resolusi.
Hal itu disampaikan setelah ia tidak memberikan suara dalam voting
draf resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan dilakukannya segala
tindakan yang diperlukan untuk melindungi warga sipil dari ancaman
serangan di Libya, kecuali pengiriman pasukan darat.
"China amat resah dengan terus memburuknya keadaan di Libya. Kami
mendukung pelaksanaan tindakan yang diperlukan yang tepat untuk
menstabilkan keadaan di Liba sesegera mungkin dan menghentikan tindak
kekerasan terhadap warga sipil," kata Li.
"China selalu menekankan bahwa dalam mengambil tindakan, Dewan
Keamanan harus mengikuti Piagam PBB dan norma-norma yang mengatur hukum
internasional serta menghormati kedaulatan, kemerdekaan, kesatuan, dan
integritas sosial Libya serta menyelesaikan krisis di Libya saat ini
melalui jalan damai," tambahnya.