China Sesalkan Serangan Militer Barat di Libya

Written By Juhernaidi on Senin, 21 Maret 2011 | 8:21:00 PM

Beberapa pesawat tempur Inggris nampak siap lepas landas dari Basis AU Marham pada 20 Maret 2011. Inggris merupakan salah satu negara yang turut melakukan serangan ke Libya. (Foto: Getty Images) BEIJING  – Pemerintah China pada hari Minggu (20/3) menyesalkan terjadinya serangan militer terhadap Libya. China mengatakan bahwa integritas teritorial Libya harus dihormati. "China telah mengamati perkembangan terakhir di Libya dan menyesalkan dilakukannya serangan militer terhadap Libya," kata juru bicara wanita Kementerian Luar Negeri China, Jiang Yu, seperti dikutip kantor berita Xinhua.
China mengatakan bahwa hukum internasional harus dihormati. Kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Libya juga harus dihormati.
"Kami berharap Libya bisa kembali stabil dalam waktu dekat sehingga jatuhnya korban sipil akibat peningkatan konflik militer bisa dihindarkan," kata sang juru bicara.
"Seperti biasanya, China tidak pernah menyetujui penggunaan kekerasan dalam hubungan internasional," tambah Jiang Yu.
Sebuah jet tempur Perancis menghancurkan sebuah kendaraan militer Libya di darat, sementara pesawat-pesawat Inggris dan Perancis berpatroli di langit Libya.
Kapal-kapal perang Amerika Serikat dan Inggris menembakkan lebih dari 100 peluru kendali Tomahawk terhadap lebih dari 20 target di dekat ibu kota Libya, Tripoli dan Kota Misrata di bagian barat Libya.
Gaddafi bersumpah akan mempertahankan negaranya melawan agresi kolonial setelah serangan udara pertama dan penerapan zona larangan terbang dari PBB terhadap Libya.
Negara-negara Barat mengultimatum Gaddafi pada hari Jumat pekan lalu (18/3) agar segera melakukan gencatan senjata terhadap para pemberontak dan menghentikan serangan terhadap warga sipil jika tidak ingin mendapat serangan yang telah disetujui Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis (17/3) dan sebelumnya telah mendapat dukungan dari Liga Arab.
Pada hari Jumat, China menyampaikan sikap berkeberatan atas sebagian isi resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyepakati penerapan zona larangan terbang di atas Libya.
China, bersama dengan Rusia, Brazil, Jerman, dan India, memilih abstain dalam voting draf resolusi yang dirumuskan hari Kamis, sementara AS, Perancis, dan Inggris memberikan dukungan.
Li Baodong, perwakilan tetap China untuk PBB, Kamis lalu mengatakan bahwa China mendukung diambilnya tindakan yang diperlukan untuk menstabilkan keadaan di Libya, tapi China berkeberatan dengan sebagian isi resolusi.
Hal itu disampaikan setelah ia tidak memberikan suara dalam voting draf resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan dilakukannya segala tindakan yang diperlukan untuk melindungi warga sipil dari ancaman serangan di Libya, kecuali pengiriman pasukan darat.
"China amat resah dengan terus memburuknya keadaan di Libya. Kami mendukung pelaksanaan tindakan yang diperlukan yang tepat untuk menstabilkan keadaan di Liba sesegera mungkin dan menghentikan tindak kekerasan terhadap warga sipil," kata Li.
"China selalu menekankan bahwa dalam mengambil tindakan, Dewan Keamanan harus mengikuti Piagam PBB dan norma-norma yang mengatur hukum internasional serta menghormati kedaulatan, kemerdekaan, kesatuan, dan integritas sosial Libya serta menyelesaikan krisis di Libya saat ini melalui jalan damai," tambahnya.

Simulasi Jangka Sorong