"Terserah Koin Itu Mau Diapakan, yang Jelas Istana Tersinggung"

Written By Juhernaidi on Rabu, 02 Februari 2011 | 7:36:00 AM

Sejumlah anggota DPR dari Komisi III menggalang 'Koin untuk Presiden'. Tak hanya masyarakat sipil, para anggota wakil rakyat pun meresponsnya dengan meletakkan sebuah kotak transparan dengan tulisan JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dinilai salah menafsirkan perkataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang gajinya yang tidak naik selama 7 tahun. Anggota DPR yang membuat gerakan 'Koin untuk Presiden' itu menyinggung SBY.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersinggung dengan aksi pengumpulan koin untuk SBY yang dilakukan sejumlah elemen, menyusul adanya pernyataan dari Presiden bahwa gajinya tak pernah naik selama tujuh tahun. Pernyataan itu disampaikan Presiden pekan lalu saat berpidato pada Rapat Pimpinan TNI dan Polri pada 21 Januari lalu. Ketersinggungan Presiden ini disampaikan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, yang juga orang dekat Presiden.
"Ya (tersinggung), semua. Beliau gimana tidak (tersinggung), wong beliau sama sekali tak mengeluh," kata Sudi kepada di sela-sela pelantikan pejabat eselon 1 Kemensesneg, di Jakarta, Selasa (1/2/2011).
"Saya kira kita semua punya perasaan lah ya. Ya, saya kira kurang pas lah. Sudah berulang kali kita jelaskan, sebetulnya Pak SBY tidak pernah mengeluh. Justru dia memotivasi prajurit, berapa kali dulu diajukan kenaikan, tapi beliau tidak mau. Jadi saya kira, sudahlah, tidak usah kita perpanjang," sambung Sudi lagi.
Hal itu disampaikan Sudi usai pelantikan pejabat Eselon I di Gedung Setneg, Jl Majapahit, Jakarta Pusat.
Dirinya sebagai pembantu Presiden tersinggung dengan gerakan mengumpulkan koin itu. "Iya, sangat tersinggung. Sangat tersinggung saya," tegas Sudi.
Ditegaskannya, Presiden tidak menghendaki koin yang telah dikumpulkan secara sporadis tersebut. Sudi juga menyayangkan pihak-pihak yang salah menafsirkan pernyataan Presiden yang disampaikan ketika memberikan arahan pada Rapat Pimpinan TNI dan Polri di gedung Balai Samudra Indonesia dua pekan silam.
Tak hanya masyarakat sipil, para anggota wakil rakyat pun meresponsnya dengan meletakkan sebuah kotak transparan dengan tulisan "Koin untuk Presiden" di salah satu sudut ruang Komisi III. Tak jelas, siapa yang menggalang aksi tersebut.
Sebelumnya sejumlah anggota DPR dari Komisi III menggalang 'Koin untuk Presiden'. Sejumlah anggota dari Fraksi Partai Golkar seperti Nudirman Munir dan Bambang Soesatyo tampak mencemplungkan koin. Langkah ini dianggap sebagai sindiran atas curhat Presiden SBY soal gajinya yang tidak naik selama 7 tahun.

Ketua Umum Partai Demorkat Anas Urbaningrum menilai hal itu sebagai sinisme yang berlebihan. Sementara kubu Golkar menilai hal itu sebagai kritik yang kreatif.
Saat ditanya akan diapakan koin-koin yang terkumpul tersebut, Sudi enggan menjawab. "Terserah mereka buat apa. Tapi Presiden tidak menginginkannya," kata dia.

Sebetulnya, kata dia, undang-undang telah mengatur soal rasionalisasi gaji Presiden, namun belum dilaksanakan. Pemerintah, kata dia, akan melihat perkembangan soal gaji ini di kemudian hari. "Yang jelas, Presiden tidak pernah ingin gajinya dinaikkan. Tidak pernah juga keluar dari ucapan Beliau menyampaikan itu."

Simulasi Jangka Sorong