JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dinilai salah menafsirkan perkataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) tentang gajinya yang tidak naik selama 7 tahun. Anggota DPR yang
membuat gerakan 'Koin untuk Presiden' itu menyinggung SBY.
Sebetulnya, kata dia, undang-undang telah mengatur soal rasionalisasi gaji Presiden, namun belum dilaksanakan. Pemerintah, kata dia, akan melihat perkembangan soal gaji ini di kemudian hari. "Yang jelas, Presiden tidak pernah ingin gajinya dinaikkan. Tidak pernah juga keluar dari ucapan Beliau menyampaikan itu."
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersinggung dengan aksi pengumpulan koin untuk SBY yang
dilakukan sejumlah elemen, menyusul adanya pernyataan dari Presiden
bahwa gajinya tak pernah naik selama tujuh tahun. Pernyataan itu
disampaikan Presiden pekan lalu saat berpidato pada Rapat Pimpinan TNI
dan Polri pada 21 Januari lalu. Ketersinggungan Presiden ini
disampaikan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, yang juga orang
dekat Presiden.
"Ya (tersinggung), semua. Beliau gimana tidak (tersinggung), wong
beliau sama sekali tak mengeluh," kata Sudi kepada di sela-sela
pelantikan pejabat eselon 1 Kemensesneg, di Jakarta, Selasa (1/2/2011).
"Saya kira kita semua punya perasaan lah ya. Ya, saya kira kurang
pas lah. Sudah berulang kali kita jelaskan, sebetulnya Pak SBY tidak
pernah mengeluh. Justru dia memotivasi prajurit, berapa kali dulu
diajukan kenaikan, tapi beliau tidak mau. Jadi saya kira, sudahlah,
tidak usah kita perpanjang," sambung Sudi lagi.
Hal itu disampaikan Sudi usai pelantikan pejabat Eselon I di Gedung Setneg, Jl Majapahit, Jakarta Pusat.
Dirinya sebagai pembantu Presiden tersinggung dengan gerakan mengumpulkan koin itu. "Iya, sangat tersinggung. Sangat tersinggung saya," tegas Sudi.
Ditegaskannya, Presiden tidak menghendaki koin yang telah
dikumpulkan secara sporadis tersebut. Sudi juga menyayangkan
pihak-pihak yang salah menafsirkan pernyataan Presiden yang disampaikan
ketika memberikan arahan pada Rapat Pimpinan TNI dan Polri di gedung
Balai Samudra Indonesia dua pekan silam.
Tak hanya masyarakat sipil, para anggota wakil rakyat pun
meresponsnya dengan meletakkan sebuah kotak transparan dengan tulisan
"Koin untuk Presiden" di salah satu sudut ruang Komisi III. Tak jelas,
siapa yang menggalang aksi tersebut.
Sebelumnya sejumlah anggota DPR dari Komisi III menggalang 'Koin
untuk Presiden'. Sejumlah anggota dari Fraksi Partai Golkar seperti
Nudirman Munir dan Bambang Soesatyo tampak mencemplungkan koin. Langkah
ini dianggap sebagai sindiran atas curhat Presiden SBY soal gajinya
yang tidak naik selama 7 tahun.
Ketua Umum Partai Demorkat Anas Urbaningrum menilai hal itu sebagai sinisme yang berlebihan. Sementara kubu Golkar menilai hal itu sebagai kritik yang kreatif.
Saat ditanya akan diapakan koin-koin yang terkumpul tersebut, Sudi
enggan menjawab. "Terserah mereka buat apa. Tapi Presiden tidak
menginginkannya," kata dia. Ketua Umum Partai Demorkat Anas Urbaningrum menilai hal itu sebagai sinisme yang berlebihan. Sementara kubu Golkar menilai hal itu sebagai kritik yang kreatif.
Sebetulnya, kata dia, undang-undang telah mengatur soal rasionalisasi gaji Presiden, namun belum dilaksanakan. Pemerintah, kata dia, akan melihat perkembangan soal gaji ini di kemudian hari. "Yang jelas, Presiden tidak pernah ingin gajinya dinaikkan. Tidak pernah juga keluar dari ucapan Beliau menyampaikan itu."