Mantan Ketua Liga Arab Clovis Maksoud
Mantan
Ketua Liga Arab Clovis Maksoud mengatakan revolusi Mesir melawan rezim
Presiden Hosni Mubarak juga merupakan pemberontakan menentang Israel.
"Revolusi Mesir juga merupakan revolusi melawan Israel juga," kata
Maksoud dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Selasa hari ini (8/2).
Dia lebih jauh mengatakan bahwa pemberontakan ini juga melanggar perjanjian damai Mesir dengan Israel.
"Bagian dari revolusi ini akan menjadi proyek kebijakan luar negeri
yang baru dimana Mesir akan membekukan peran historis mereka dan
membuat efek jera terhadap Israel yang sering melakukan agresi ekspansi
dan rasisme," ia melanjutkan mengatakan.
"Itulah sebabnya kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada kekuatan strategis di wilayah itu diserang oleh revolusi," katanya.
Menurut Maksoud, apa yang Washington inginkan adalah bahwa "revolusi
ini tidak akan membalikkan banyak faktor yang telah melayani pengaruh
strategis Amerika Serikat dan Israel."
Mengomentari beberapa kebocoran kabel diplomatik baru-baru ini yang
mengungkapkan bahwa Israel lebih memilih Wakil Presiden Omar Suleiman
sebagai pengganti Mubarak, Maksoud berkata, "Israel tidak bisa
memutuskan siapa yang akan datang setelah Mubarak."
Menekankan pentingnya pemilihan presiden secara bebas di Mesir yang
bermasalah, ia berpendapat bahwa Suleiman pasti tidak akan dianggap
sebagai calon yang layak dalam pemilihan bebas dan langsung.