Warga
Yaman melakukan aksi "hari kemarahan" mereka dengan menggelar unjuk
rasa besar-besaran menentang Presiden Ali Abdullah Saleh, meskipun
dirinya berjanji tidak akan maju lagi menjadi presiden.
Sekitar satu juta demonstran diperkirakan melakukan aksi demo di ibukota Yaman, Sana'a, pada hari Kamis ini (3/2).
Sejauh ini, lebih dari 20.000 warga Yaman telah turun ke jalan-jalan di Sana'a, Reuters melaporkan.
Pada hari Rabu kemarin, kelompok oposisi menyambut baik keputusan
Saleh untuk tidak mencalonkan diri kembali, tetapi mengatakan bahwa
mereka tidak akan membatalkan unjuk rasa yang direncanakan di ibukota
pada hari Kamis, yang dijuluki sebagai "hari kemarahan."
"Kami menganggap inisiatif ini positif, dan kami menunggu langkah
konkrit selanjutnya Adapun rencana kami untuk besok berdemo tetap akan
kami lakukan," kata Mohammed al-Saadi, dari Partai Islam Ishlah.
Demonstrasi massiv anti-pemerintah pecah di Yaman setelah presiden
mengusulkan amandemen konstitusi pada bulan Januari yang bisa membuat
Saleh menjadi presiden Yaman seumur hidup.
Setelah demonstrasi anti-pemerintah di seluruh negeri, Saleh
akhirnya berkata pada Rabu kemarin bahwa ia tidak akan berusaha untuk
memperpanjang masa kepresidenannya yang akan berakhir pada tahun 2013.
Dia juga berjanji bahwa dia tidak akan mewariskan kekuasaan pada
anaknya.