Warga Mesir shalat berjamaah sebelum berdemonstrasi
Ikhwanul
Muslimin, kelompok oposisi utama Mesir menolak spekulasi bahwa negara
itu akan menghadapi kekacauan jika Presiden Hosni Mubarak mundur.
"Beberapa
orang berpikir jika presiden meninggalkan negara itu, akan ada gejolak
di Mesir. Menurut Konstitusi, ketua Mahkamah Agung dapat menggantikan
presiden. Selain itu, pemerintah sementara dapat menangani urusan
negara sampai parlemen, presiden baru dan anggota dewan kota terpilih,"
kata seorang juru bicara Ikhwanul Muslimin, Jamal Nassar kepada Press
TV Kamis (3/2).
Dia lebih jauh mengatakan bahwa pengunduran diri
Mubarak adalah tuntutan publik dengan suara bulat. "Semua orang yang
berada di Tahrir Square atau di tempat lain memiliki satu tuntutan yang
sama. Mereka ingin Presiden Hosni Mubarak untuk mundur. Tapi sayangnya
Mubarak tetap mempertahankan kekuasaannya," jelas Nassar.
Ia
menuturkan, Ikhwanul Muslimin akan bekerja sama dengan partai politik
lain untuk mengeluarkan Mesir dari krisis. "Ikhwanul Muslimin bekerja
sama dengan Mohamed ElBaradei dan partai politik lain untuk
mengeluarkan Mesir dari krisis, yang telah diciptakan oleh rezim
Mubarak. Kelompok ini tidak tertarik pada kekuasaan. Yang penting bagi
kita adalah kepentingan rakyat Mesir," tambahnya.