Presiden Barack Obama memperingatkan Korea Utara untuk menghentikan upaya mendapatkan senjata nuklir. Kalau tidak, Korea Utara akan semakin dikucilkan, kata Obama.
Obama yang sedang berkunjung ke Korea Selatan menghadiri peringatan Hari Veteran bersama tentara Amerika di Seoul. "Kami tidak tertarik melangkah dengan hasil yang sama," kata Obama seperti dikutip kantor berita AP
Menurut Obama, dunia akan siap membantu Korea Utara jika mengambil langkah yang diperlukan untuk memulai lagi perundingan termasuk langkah yang tidak bisa diubah lagi menuju diakhirinya program nuklir.
"Kita akan melihat Korea Selatan, Amerika Serikat dan masyarakat internasional membantu mereka membangun dan memperbaiki keamanan mereka," kata Obama.
Dia mengatakan, Amerika Serikat tidak akan berhenti mendukung keamanan Korea Selatan. Aliansi Washington dengan Seoul semakin kuat saja, katanya.
Menuju konfrontasi
Obama menegaskan, negara komunis itu harus memperlihatkan "keseriusan niatnya" sebelum Amerika Serikat memulai lagi perundingan enam pihak yang bertujuan menghentikan Korea Utara menjadi negara nuklir.
Menurut Obama, akan ada "waktu dan tempat yang tepat" untuk memulai lagi perundingan meskipun dia tidak menjelaskan tawarannya itu.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak mengatakan negaranya dan Amerika Serikat akan melakukan upaya "komprehensif" untuk mencari jalan keluar dari kemacetan soal nuklir Korea Utara.
"Obama dan saya menegaskan lagi bahwa Korea Utara yang sepenuhnya tanpa nuklir merupakan hal yang diperlukan untuk perdamaian regional," kata Lee.
Presiden Obama berada di Seoul untuk menghadiri pertemuan G20 hari Kamis (11/11) dan Jumat (12/11).
Kantor berita Reuters menyebutkan, Korea Utara menginginkan dimulainya lagi perundingan nuklir yang dihentikan sejak dua tahun lalu.
Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang bersama Rusia, Cina, Jepang dan Korea Selatan terlibat dalam perundingan enam negara untuk melucuti senjata nuklir Korea Utara.
Ketegangan di Jazirah Korea mencapai tingkat tertinggi selama satu dasa warsa ini pada bulan Maret ketika kapal perang Korea Selatan Cheonan diserang menewaskan 46 pelaut.
Penyelidikan internasional menemukan bahwa Korea Utara terlibat serangan namun Pyongyang menyatakan tidak terlibat insiden itu.